REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peluang bonus demografi yang perlahan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia harus segera ditangkap semua pihak. Hal ini agar era masa produktif yang sangat jarang terjadi ini bisa menjadi bonus untuk semua pihak.
Mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono mengatakan bahkan semua pihak tidak perlu menunggu pemerintah untuk menyiapkan strategi menghadapi era bonus demografi. Menurutnya, kebijakan pemerintah terkait bonus demografi ini umumnya bersifat makro dan tidak begitu efektif jika dilakukan sampai ke tingkat daerah.
Untuk mengenal ciri-ciri daerah yang telah memasuki era bonus demografi sendiri diungkapkan mantan kepala BKKBN lainnya Fasli Jalal yakni dengan melihat beberapa faktor utama. Faktor tersebut antara lain dengan melihat adanya penurunan angka kelahiran di wilayah tersebut, yang disertai melimpahnya tenaga muda produktif di wilayah tersebut.
"Bisa terjadi bervariasi, tapi bisa dilihat kalau di wilayah tersebut satu perempuan melahirkan anaknya diatas 3, maka wilayah itu belum akan menikmati itu, ada faktor yang bisa membuat demografi itu bisa terjadi," kata mantan wakil Mendikbud tersebut.
Ia menuturkan beberapa faktor yang membuat suatu wilayah tidak akan menikmati bonus demografi sendiri yakni jika tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut masih rendah. Pasalnya,rendahnya dua faktor tersebut akan berimplikasi tingginya perpindahan tenaga muda produktif ke luar wilayah tersebut.
"Yang susah kalau tenaga mudanya memilih cari kerja ke tempat lain, atau karena pendidikan kurang membuat mereka menjadi penonton di wilayahnya sendiri," ujarnya.