REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Kamis (26/3) atau (Jumat pagi WIB), karena ketidakpastian yang dipicu serangan udara di Yaman. Hal ini mendorong investor beralih ke aset-aset safe haven.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 7,8 dolar AS, atau 0,65 persen, menjadi menetap di 1.204,80 dolar AS per ons.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah Arab Saudi dan sekutu Teluk Arab memulai operasi militer di Yaman. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, dan Qatar mengatakan mereka telah memutuskan bertindak melindungi Yaman terhadap agresi milisi Houthi.
Namun demikian, dolar mengurangi penyerbuan investor terhadap emas karena indeks dolar naik didukung laporan pekerjaan yang positif.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis, klaim pengangguran awal turun tajam selama pekan yang berakhir 21 Maret sebesar 9.000 menjadi 282.000. Ini menempatkan tekanan pada emas karena laporan itu sedikit lebih baik dari yang diharapkan.
Namun, para analis mengingatkan hal itu tidak mungkin akan mempengaruhi laporan pekerjaan reguler akhir bulan ini.
Perak untuk pengiriman Mei naik 14 sen atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 17,14 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April naik 7,5 dolar AS, atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 1.154,00 dolar AS per ons.