REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Wawan Purwanto membantah dugaan permintaan proyek untuk anggaran penanganan ISIS di Indonesia. Sebab, untuk program ini pemerintah memang sudah menganggarkan dalam APBN.
"Memang sudah ada anggarannya, sudah terstruktur di APBN," kata Wawan kepada ROL, Kamis (26/3).
Menurut pengamat terorisme ini, permasalahan dana bukan karena sedang marak ISIS. Sebab, mereka memiliki program sendiri terkait itu. Seperti penanganan pertahanan konflik, masalah keagamaan, dan percobaan teror.
Jadi, kata dia, ini bukan sebagai bagian permainan untuk meminta dana yang digunakan kepentingan pihak-pihak tertentu. Ini benar-benar program penanganan ISIS yang patut diwaspadai perkembangannya di Indonesia.
Sebelumnya, pengamat terorisme yang juga anggkta Majelis Syuro PKS, Soeripto menduga adanya rekayasa intelijen dalam kasus ISIS ini. Tujuannya dua, pertama sebagai bentuk proyek untuk meminta dana pemerintah. Kedua sebagai penciptaan Islamofobia yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.