Jumat 27 Mar 2015 09:20 WIB

Fakta Mengejutkan Germanwings, Penumpang tak Sadar Pesawat akan Jatuh

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Didi Purwadi
Regu penolong tiba di lokasi jatuhnya pesawat Germanwings.
Foto: EPA/Sebastien Nogier
Regu penolong tiba di lokasi jatuhnya pesawat Germanwings.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Penumpang pesawat Germanwings tidak sadar ketika armada Airbus tersebut mulai menukik turun, Kamis (26/3). Penemuan tersebut diperoleh dari data analisis rekaman kotak hitam.

Jaksa Prancis, Brice Robin, mengatakan pesawat turun bertahap dari 10-20 ribu meter (30 ribu kaki) hingga 2.000 m secara perlahan. Menurut dia, hal tersebut membuat penumpang tidak sadar pesawat sedang menuju 'akhir perjalanan'.

Teriakan penumpang hanya terdengar di detik-detik terakhir momen.

''Saya kira para korban baru sadar (pesawat akan jatuh) di momen sangat terakhir,'' kata Robin dikutip 9News. ''Teriakan hanya terdengar di momen terakhir sebelum kejadian.''

Dalam momen-momen terakhir tersebut, lanjut Robin, pesawat menabrak pegunungan dengan kecepatan 70 km per jam. (Rekaman mencekamkan cockpit Germanwings)

Pesawat turun perlahan setelah copilot Germanwings, Andreas Lubitz, menekan sebuah tombol ketika pilot utama meninggalkan ruang kokpit. Robin mengatakan Lubitz melakukannya dengan sengaja.

''Tidak mungkin dia tidak sengaja menekan tombol tersebut. Nafasnya yang teratur juga mengindikasi Lubitz sadar namun tidak berbicara sama sekali,'' kata Robin. ''Lubitz memiliki keinginan untuk menghancurkan pesawat ketika ia mengunci pilot di luar.''

10 menit sebelum pesawat akhirnya menghantam pegunungan Alpen, Lubitz tidak berbicara satu kata pun. Menurut data kotak hitam, pembicaraan di 20 menit awal penerbangan tampak normal.

Pilot dan co pilot melakukan percakapan dan kontak dengan ATC. Kemudian pilot izin keluar dan meminta copilot memegang kendali. Copilot kemudian menekan tombol yang membuat pesawat turun perlahan.

Pilot kembali dan mencoba masuk kokpit namun pintu terkunci. Pilot semakin keras menggedor pintu, namun tidak ada respon dari Lubitz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement