REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Kondisi kelistrikan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, masih perlu perhatian karena masih ada 70 desa yang belum teraliri listrik dari jaringan milik Perusahaan Listrik Negara.
"Desa yang sudah terlayani energi perusahaan listrik negara (PLN) sebanyak 98 desa. Desa yang belum teraliri listrik PLN sebanyak 70 desa," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kotim, Burhanudin di Sampit, Jumat (27/3).
Semua desa yang belum terjangkau jaringan listrik tersebut umumnya berada di kecamatan-kecamatan yang letaknya jauh dari jaringan tegangan tinggi listrik milik PLN. Sulit dan rumitnya geografis Kotim, menjadi salah satu kendala yang masih dihadapi PLN.
Untuk menyiasati kondisi ini, pemerintah daerag mengupayakan bantuan listrik menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Bantuan ini diupayakan dari program bantuan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten sendiri.
"Saat ini jumlah rumah tangga yang belum berlistrik sebanyak 15.664 rumah tangga. Sementara itu, jumlah rumah tangga pengguna PLTS sebanyak 2.947 rumah tangga," jelas Burhanudin.
Manajer PT PLN Ranting Sampit, Ginter, saat di DPRD Kotim, mengatakan, jaringan listrik di Kotim kini sudah terkoneksi dengan jaringan Barito yang meliputi wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Akibatnya, ketika terjadi gangguan di jaringan tersebut, maka listrik di Kotim juga ikut terganggu. Solusi kelistrikan di Kotim, selain berharap dari pembangkit-pembangkit baru yang dibangun pemerintah, peran serta sektor swasta juga dibutuhkan.
PLN mengajak perusahaan besar swasta seperti perkebunan kelapa sawit yang kelebihan daya, bisa menjual sisa dayanya kepada PLN sehingga bisa memasok ke jaringan yang didistribusikan kepada masyarakat, katanya.