REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Kataeb Hizbullah Mohammed Abu Ragheef al-Moussawi menyatakan Amerika Serikat terlalu ikut campur dan menekan pemerintah Irak untuk mematuhi aturan. Menurutnya tekanan AS cukup kuat, hingga pemerintah melakukan apa pun tuntutan mereka.
"Tapi kami katakan kepada mereka sejak awal, jika AS ikut dalam pertempuran untuk Tikrit kami akan mundur. Itu kami," katanya seperti disitat dari AP, Jumat (27/3).
Iran selama ini telah menyediakan artileri dan persenjataan untuk pertempuran Tikrit. Penasihat senior Iran Soleimani juga membantu Irak mengkoordinasikan serangan.
Juru bicara Kataeb Hizbullah lainnya, Jaafar al-Hussein, mengkritik Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi atas keputusannya mengundang koalisi pimpinan AS bergabung dalam pertempuran Tikrit. Hal senada diungkapkan juru bicara Asaib Ahl al-Haq, Naim al-Uboudi, menurutnya milisi Syiah mampu menghadapi pertempuran sendiri.
"Tapi AS datang dan merebut kemenangan besar ini," katanya.
Berbicara di sebuah pangkalan udara, Menteri Pertahanan Irak Khaled al-Obeidi mengecilkan peran penasihat Iran dalam pertempuran. Menurutnya penasihat Iran tak ada hubungannya dengan serangan udara.
Komandan Sentral mengklaim, koalisi pimpinan AS telah melakukan serangan udara di 17 lokasi pada Rabu (25/3). Serangan memukul sejumlah pos pemeriksaan ISIS, bangunan dan fasilitas kontrol serta komando.