REPUBLIKA.CO.ID, BREMEN -- Penulis Jerman PI News, Michael Mannheimer, menduga co-pilot Germanwings Andreas Lubitz yang jatuh itu bukan bunuh diri.
Dilansir dari Speisa, sebelum menerbangkan pesawat Airbus A320, Lubitz beristirahat selama enam bulan dari pelatihan pilot. Dalam masa itu, Mannheimer memiliki bukti Lubitz memeluk Islam tetapi mendapatkan pengetahuan yang salah mengenai radikalisme.
Dia menjadi muslim yang taat tetapi mempelajari mengenai konsep radikal yang salah. Dan atas kemauannya sendiri, dia memutuskan menjatuhkan pesawat tersebut.
Menurut Mannheimer, tragedi ini sama seperti peristiwa 9/11 di New York. Pihak berwenang di Jerman saat ini sedang menyelediki sebuah masjid yang menjadi pusat warga Jerman menjadi mualaf.
Lubitz juga diduga mendapat perintah dari masjid tersebut karena dikenal menyebarkan paham radikal. Islam agama yang damai. Tetapi, umat Islam di Jerman harus membuktikan bahwa Islam tidak terkait dengan hal ini.
Bertolak Belakang
Pernyataan Mannheimer bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Lubitz memang sempat berhenti dari kepelatihan pilot, tapi tidak memanfaatkan masa itu untuk mempelajari Islam. Lubitz berhenti sementara karena dia mengalami depresi.
''Rupanya dia kelelahan, dia depresi,'' kata ibu dari seorang teman sekolah Lubitz, yang tidak bersedia disebutkan namanya, seperti dilansir dari 9 News.
Pernyataan Mannheimer juga bertolak belakang dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman, Thomas de Maiziere, yang menegaskan Lubitz (28 tahun) sama sekali tak terkait dengan jaringan teroris. Hal tersebut ditegaskan dengan data yang dimiliki oleh pemerintah Jerman.
"Berdasarkan data terkini dari pemerintah dan setelah membandingkan informasi yang kami miliki, dia sama sekali tidak ada latar belakang kegiatan yang berkaitan dengan terorisme," ungkap Maiziere sebagaimana dikutip dari Reuters pada Kamis (26/3).
Polisi juga telah menemukan hal penting yang signifikan di rumah Andreas Lubitz. Rincian tersebut juga bukan sebuah catatan bunuh diri.