Sabtu 28 Mar 2015 18:10 WIB

Ganggu Produksi Migas, ESDM Sepakat Cimalaya Digeser ke Balongan

Pengolahan migas
Pengolahan migas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengaku setuju apabila lokasi Pelabuhan Cilamaya digeser ke Balongan, Indramayu agar tidak mengganggu produksi minyak dan gas yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Gusti Nyoman Wiraatmaja dalam diskusi yang bertajuk "Kontroversi Cilamaya" di Jakarta, Sabtu, mengatakan di wilayah Balongan lebih aman untuk dijadikan lokasi pelabuhan karena sudah terbebas dari pipa-pipa migas yang sangat berbahaya jika terganggu dan meledak.

"Kementerian ESDM jelas merekomendasikan agar Pelabuhan Cilamaya tidak dibangun di daerah produksi migas, paling bagus melewati Balongan, sekitar 30 kilometer dari Cilamaya," katanya.

Wiraatmaja mengatakan kendati pun harus di lokasi yang semula, pihaknya meminta agar tidak mengganggu produksi migas sebanyak 40.000 barel minyak per hari dan gas 200 juta kubik feet per hari (Mmscfd) atau senilai Rp 21 triliun per tahun.

"Cadangannya masih cukup untuk 30 tahun lagi, jadi jangan diganggu. Cadangan kita sudah menipis, jika masih diganggu produksi akan turun," katanya.

Dia menegaskan produksi migas tersebut dialirkan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang dan Tanjung Priok, memasok energi pupuk Kujang Jawa Barat serta suplai gas di Kilang Barongan, Indramayu.

Wiraatmaja mengatakan jika memang harus dibangun di Cilamaya, artinya terdapat tujuh platform pipa migas yang harus dipotong karena lokasinya tepat berada di tengah-tengah peta proyek pelabuhan tersebut.

Dia menambahkan jika dipotong akan menghambat pasokan migas ke wilayah Pulau Jawa karena membutuhkan waktu minimal dua bulan dan pemotongannya sendiri diperkirakan memakan biaya hingga Rp663 miliar.

"Pipa-pipa yang ada di sini harus dimodifikasi, harus diperdalam dan butuh waktu bulanan untuk memperbaiki itu," katanya.

Dia menjelaskan pemotongan tujuh pipa tersebut sangat berisiko untuk pasokan listrik ke Jakarta menghidupkan listrik satu per tiga dari Jakarta.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement