Sabtu 28 Mar 2015 23:55 WIB

Kondisi Infrastuktur Indonesia Semakin Terbelakang

Infrastruktur Jalan
Foto: Republika/Prayogi
Infrastruktur Jalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Ahmad Heri Firdaus menyatakan, sebaran infrastruktur di Indonesia masih kurang merata terutama pada wilayah di luar Pulau Jawa.

"Jika dilihat dari jumlah penduduk, infrastruktur, dan luas wilayah, masih belum merata. Kalau dilihat sangat timpang antara yang ada di Jawa dan di luar Jawa," kata Ahmad, Sabtu (28/3).

Pada distribusi nasional, luas Pulau Jawa hanya 7,2 persen dari wilayah Indonesia, namun diisi 58,6 persen penduduk nasional, dengan infrastruktur irigasi 65,1 persen, jalan 27,3 persen, dan air minum 58,4 persen.

Sedangkan Pulau Kalimantan yang memiliki luas 32,3 persen, hanya ditempati 5,6 persen penduduk nasional, dengan infrastruktur irigasi 4,4 persen, jalan 14,9 persen, dan air minum 5,8 persen.

"Untuk Papua dan Maluku sendiri, luasnya 25 persen dari total wilayah, penduduknya hanya dua persen. Irigasi 0,2 persen, jalan 4,5 persen, dan air minumnya hanya 1,5 persen," ujar Ahmad.

Selain itu, dengan berbekal data dari Forum Ekonomi Dunia 2014, ia berpendapat Indonesia saat ini tengah mengalami krisis infrastruktur untuk mendukung aktivitas perekonomian nasional.

"Kondisi infrastruktur kita semakin terbelakang jika dibandingkan negara ASEAN lainnya. Kita berada di urutan 72 dunia, Malaysia 20. Begitu juga untuk akses jalan kita peringkat 72," ujarnya lagi.

Menurut dia, kualitas infrastruktur sangat berkaitan dengan Program Nawacita yang berupaya meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mendatang.

Dia mengingatkan, agar produktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik, maka pemerintah harus membangun konektivitas nasional, pengadaan transportasi umum yang layak, hingga penguatan investasi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement