REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Penilaian yang menyebutkan Islam mengekang pergerakan perempuan perlu diluruskan.
“Islam tidak pernah mengeksploitasi perempuan,” ujar anggota Divisi Media Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kawasan Asia Tenggara Fika Komara, Sabtu (28/3).
Penilaian negatif tersebut, ujarnya, harus dibedah secara mendetail. Menurut Fika, HTI telah melakukan riset selama setahun mengenai perlakuan perempuan di Nusantara selama peradaban Islam menguasai negeri ini.
Ia menegaskan, riset ini dilakukannya dengan mengumpulkan sejumlah penelitian, tesis, dan disertasi yang membahas kondisi perempuan dalam sejarah Nusantara.
Fika mengungkapkan, abad ke-16 hingga ke-17 merupakan masa keemasan Islam di Nusantara. Menurutnya, berdasarkan riset, perempuan di masa itu tidak mengalami diskriminasi atau eksploitasi.
“Justru eksploitasi ini terjadi setelah masa kolonialisme,” ujarnya.
Karena adanya temuan ini, Fika menerangkan, HTI ingin sekali membuktikan bahwa Islam tidak pernah melakukan diskriminasi atau eksploitasi yang sebagaimana dipahami oleh masyarakat di era kini.
Untuk itu, Fika mengaku HTI akan meluncurkan film yang kelak bisa mengupas pandangan Islam terhadap perempuan berdasarkan sejarah Islam di Indonesia.
“Kita akan launching film Muslimah Nusantara dengan konteks Asia Tenggara,” tambahnya.