REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kekasih Andreas Lubitz, Co-Pilot Germanwings, Mary W mengakui bahwa kekasihnya memang depresi berat. Namun, sayangnya selama ini Lubitz selalu berusaha menyembunyikan kegelisahannya tersebut dikalangan publik.
Seperti dilansir dari The Guardian, Mary menceritakan, beberapa bulan sebelum kematiannya, ia kerap mengalami mimpi buruk. Mary mengatakan, Lubitz kerap terbangun saat malam hari dan meneriakan kata-kata yang menegangkan seolah-olah pesawat yang ia kendarai akan jatuh.
"Pada malam hari ia kerap terbangun dan berteriak, Kita akan turun!," ujar Mary, Sabtu (28/3).
Hal ini juga didukung dengan temuan catatan medis di rumah Lubitz, catatan medis tersebut menunjukan bahwa Lubitz memang berada dalam kondisi yang depresi dan dibawah perawatan medis.
Terkait temuan baru ini, pihak Lufthansa selaku induk maskapai Germanwings tak bisa mengelak lagi untuk memberikan uang ganti rugi terhadap para keluarga korban. Sebab, melalui catatan medis tersebut Luthfansa dianggap telah lalai karena mengizinkan seseorang yang memiliki depresi menjadi seorang pilot.
Kuasa Hukum Korban, Clive Garner mengatakan pihak Germanwings harus bisa bertanggung jawab dan mengungkap penyebab kecelakaan secara terbuka dan fair. "Jika memang kelalaian dari maskapai, baik itu dari pegawai maupun agen mereka, mereka harus memenuhi kompensasi atas kejadian tersebut," ujar Garner.
Jaksa Perancis mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut. Pihaknya sudah mengetahui dan mengakui sudah menerima catatan medis tersebut sebagai bahan pertimbangan apakah hal ini sebuah kesengajaan atau bukan.