REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap muslim bisa memilih amalan unggulannya untuk dilakukan secara terus menerus.
“Karena faktor amalan itu ringan dan mudah baginya untuk dilakukan,” jelas pegiat dakwah dari Sumatera Barat Mulyadi Muslim Lc MA, akhir pekan lalu.
Bisa juga, katanya, seseorang memilih amalan unggulan karena dia merasa berat untuk melakukannya pada tahap awal, sehingga dia berusaha untuk melazimkannya. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk kepatuhan dan ketaatanya kepada Allah SWT.
Disamping itu, bisa juga seseorang memilih melakukan sebuah amal karena manfaatnya besar bagi dirinya atau orang lain.
Pilihan-pilihan ini sangat mungkin manjadi alasan untuk menentukan pilihan amalan unggulan. Namun pada akhirnya, yang menjadi penting adalah amalan unggulan itu idealnya terus dan berkelanjutan dilaksanakan.
Ada amalan unggulan yang terkait dengan tempat dan waktu atau karena kondisi tertentu. Sebagai contoh, i’tikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan adalah amal unggulan dan utama, tetapi terkait pada waktu.
Begitu juga thawaf dan sa'i. Amal ini menjadi amalan unggulan ketika berada di Mekkah. Demikian juga shalat sunnat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ketika berkunjung kesana.