REPUBLIKA.CO.ID, PANGKEP -- Sekitar delapan hektare pohon mangrove di pesisir kabupaten Pangkep terserang hama. Serangan hama ini menyerang mangrove di tiga desa yaitu desa Pitue, Pitu Sunggu dan desa Tamangga Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Muis (35) warga Desa Pitue mengatakan, serangan ini mulai nampak sejak seminggu yang lalu. Menurut Muis serangan hama seperti ini baru pertama kali dia lihat, sehingga belum diketahui secara pasti hama apa yang menyerang mangrove tersebut. Namun dia menjelaskan, serangan hama ini terjadi pada malam hari oleh ulat yang mengeluarkan suara seperti ngengat. Ulat hitam ini memakan daun-daun mangrove dan membuat daun mangrove terlihat layu, mengering seperti terbakar.
"Ulatnya berwarna hitam dan berbau busuk. Tapi ulat ini tidak gatal saat kena badan, berbeda dengan ulat lain yang biasanya suka gatal," ujar Muis, Ahad (29/3).
Muis yang 20 tahun menjadi penambak di kawasan hutan mangrove ini menuturkan, kejadian serangan ulat terhadap mangrove terbilang sangat langka. Hal ini karena biasanya dia hanya melihat hama saat menyerang tanaman sayur atau lahan padi saja.
Warga setempat lainnya, Saharia (40) mengatakan, dampak mengeringnya pohon mangrove ini akan sangat dirasakan warga yang sebagian besar petambak. Menurut Saharia, jika pohon mangrove mati maka ekosistem di sekitar mangrove ikut terganggu. Udang dan kepiting tidak bisa lagi bertelur disela-sela pohon mangrove.
"Kami berharap pemerintah yang berwenang bisa mencari jalan keluar atasi serangan hama ini" kata Saharia.
Sementara Field Facilitator Program dari Yayasan Hutan Biru (YHB) yang mendampingi warga mengaku, baru pertama kali melihat kasus seperti ini. Untuk itu, pihaknya akan langsung berkordinasi dengan Balai Proteksi Tanaman dan Hortikultura Dinas Pertanian Propinsi Sulsel untuk melihat sejauh mana kondisi mangrove yang telah diserang hama.
Prediksi sementara, Sony menilai kemungkinan ada tanaman liar sekitar mangrove yang telah berbaur dengan pestisida dan mengundang hama datang menyerang. Meski prediksi ini belum meyakinkan, namun Sony melihat kemungkinan ini bisa terjadi mengingat pohon mangrove tidak terlalu jauh dari lahan padi dan kebun warga.