Ahad 29 Mar 2015 16:30 WIB

Puluhan Kesenian dan Budaya Jabar Terancam Punah

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Penampilan pencak silat dalam acara
Penampilan pencak silat dalam acara "Pasar Ngampar" yang digelar Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar, di halaman Teater Terbuka Taman Budaya Jabar, Dago, Bandung, Sabtu (19/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Puluhan kesenian dan budaya di Jawa Barat terancam punah. Untuk mencegah hal tersebut, Pemprov Jabar memperbanyak pagelaran dan festival seni budaya.

"Cukup banyak budaya yang hampir punah, jumlahnya ada puluhan," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Nunung Sobari kepada wartawan akhir pekan lalu.

Nunung mengatakan, seni budaya punah karena para sesepuh seniman dan budaya tidak sempat mewariskan ke genarasi selanjutnya. Akibatnya, seni budaya tersebut jadi hilang.

Nunung mencontohkan, salah satu seni budaya yang hampir punah adalah Topeng Tambi. Namun beruntung, tari dari Indramayu tersebut masih sempat dilestarikan. "Topeng Tambi dari Indramayu sempat meroso, kami genjot dan suntik lagi supaya kembali dikenal," katanya.

Menurut Nunung, upaya melestarikan seni budaya sebenarnya susah susah mudah. Cara yang paling mudah adalah melalui festival budaya.

Melalui festival, kata dia, seni budaya akan dilatih dari sesepuh kepada generasi selanjutnya. Gaung seni budaya tersebut akan kembali harus karena dipentaskan kepada khalayak. "Menjawab ancaman kepunahan tersebut, Pemprov menghadirkan Taman Budaya tempat bagi revitalisasi seni budaya," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan program pewarisan seni pada kesenian yang hampir punah. Pelatihan selama tiga bulan ini akan dibiayai secara gratis.

Calon pewaris, kata dia, akan dilatih oleh tokoh seni budaya. Calon pewaris bisa berasal dari keluarga sang seniman atau dari lingkungan sekitarnya.

Usai dilatih, kata dia, pewaris akan dilihat kemampuannya di tempat tersebut. Kemudian, akan dipentaskan di Taman Budaya. "Calon pewaris ini bisa vertikal anak cucunya atau lingkungan," katanya.

Menurutnya, upaya pelestarian seni budaya jangan hanya bergantung pemerintah provinsi juga perlu dilakukan kabupaten/kota. Pemerintah Daerah harus membuat festival seperti yang dilakukan Kabupaten Purwakarta yang menggelar Helaran tingkat Nasional. Yang dilakukan Purwakarta, patut dicontoh karena kegiatannya kedepan akan mengundang negara tetangga.

"Festival Jember bisa jadi contoh juga, dulu kegiatanya skala kecil tapi dengan promosi yang baik menjadi terus berkembang. Padahal isinya tidak sehebat itu," katanya.

Dikatakan Nunung, dalam waktu dekat, Pemprov akan menggelar festival tingkat nasional di Bogor dan di Bandung serta festival tingkat internasional di Cirebon. Para seniman dan penata teather dari luar negeri akan berkolaborasi dengan seniman lokal. Sebagai contoh Bandung Digital Art, merupakan dokumentasi kesenian dengan pendekatan teknologi. "

Sebab, anak muda saat ini sangat fasih dekat dengan TI," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement