REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), langsung direspons para sopir angkutan kota (Angkot) di Cirebon dengan menaikan tarif secara sepihak kepada penumpang. Tarif dinaikkan menyusul harga premium yang sebelumnya Rp 6.800 naik menjadi Rp 7.300 per liter, sementara solar sebelumnya Rp 6.400 jadi Rp 6.900 per liter.
Sebelumnya, tarif Angkot bagi pelajar di Cirebon sebesar Rp 2.500 per orang dan penumpang dewasa Rp 3.500 per orang. Namun sejak BBM naik, tarif untuk pelajar kini naik menjadi Rp 3.000 per orang dan dewasa menjadi Rp 4.000 per orang.
"Harga BBM kan naik. Kami rugi kalau tidak menaikkan tarif kepada penumpang,’’ ujar seorang sopir angkot, Andi, Ahad (29/3).
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Sekretaris Organda Cirebon, Karsono menyatakan, Organda belum melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait perihal penyesuaian tarif baru. Jikapun ada sopir angkot yang menaikan tarif angkutan secara sepihak, hal itu dinilai wajar.
‘’Sabtu dan Minggu pemda pasti libur. Jadi rapat koordinasi Organda dan Pemda diperkirakan baru bisa dilakukan pada hari kerja (Senin 30 Maret 2015) atau hari berikutnya,’’ kata Karsono.
Karsono menambahkan, para awak armada angkot pasti dilematis jika tidak menaikan tarif terlebih dulu. Pasalnya, mereka sudah harus membeli BBM dengan harga baru meski rakor dengan pemda belum dilakukan.
Karsono pun mengaku kesal dengan mekanisme penetapan harga BBM yang mengikuti mekanisme pasar (harga minyak dunia). Sedangkan untuk penyesuaian tarif angkutan umum, harus diatur oleh pemerintah melalui rapat koordinasi.
‘’Harga BBM telah beberapa kali turun-naik sejak awal 2015 lalu. Kalangan pengusaha angkutan umum bersama pemerintah harus beberapa kali melakukan rapat koordinasi penyesuaian tarif,’’ keluh Karsono.