REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga buah tomat mengalami kenaikan hingga Rp 5 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional di kota Denpasar, Bali, akibat pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga berdampak pada distribusi dari agen berkurang untuk pedagang.
"Untuk harga buah tomat saat ini mencapai Rp 8 ribu per kilogram, di mana sebelum BBM naik harganya masih stabil kisaran Rp 3 ribu per kilogram," ujar Putu Agustini, seorang pedagang di Pasar Badung, Denpasar, Senin (30/3).
Selain pengaruh kenaikan harga BBM saat ini, lanjut dia, kenaikan harga buah tomat juga tidak diimbangi dengan ketersediaan barang dan belum adanya panen tomat dari petani.
Putu Agustini mengakui, apabila harga tomat terus mengalami kenaikan, maka pihaknya mengkhawatirkan buah tomat yang dimilikinya cepat membusuk dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. "Oleh sebab itu, saya hanya menyetok barang terbatas agar tidak cepat busuk," ujarnya.
Demikian, Wayan Windi, seorang pedagang di Pasar Kumbasari, Denpasar mengakui kenaikan buah tomat sudah terjadi pada sejak Minggu (29/3) kemarin, karena distribusi dari agen dibatasi akibat kenaikan BBM dan belum adanya panen raya dari petani.
"Saat ini harga tomat per kilogram saya jual Rp7.000, dimana sebelum harga BBM harganya anjlok hingga Rp 3 ribu per kilogram," ujar Windi.
Menurut dia, penyebab lain naiknya harga buah tomat karena suplai dari luar Bali dan permintaan untuk barang tersebut juga mengalami peningkatan.
Untuk itu, saya mengharapkan adanya kestabilan harga kebutuhan pokok tersebut dan pemerintah juga diharapkan dapat melakukan upaya nyata dalam menggerakkan operasi pasar secara berkelanjutan.