REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Puluhan tahun warga Desa Giripurwo, Gunungkidul krisis air bersih. Sumber utama air bersih mereka adalah dari air hujan. Di musim kemarau penduduk desa harus berhemat karena air yang tersedia tidak mencukupi bagi kebutuhan warga.

Kini, desa tersebut sedang dalam ikhtiar untuk memperoleh air yang lebih baik. Pipa HDPE sepanjang 3500 meter dari Bekasi, Jawa Barat, sudah datang dan siap dipasang. Pipa tersebut akan digunakan untuk pipanisasi sarana air bersih dari Bak Doleng I Dusun Tlogowarak menuju Bak Dusun Karangnongko dan Dusun Temon di Bukit Njeruk.

Pipa ini merupakan sebagian dari project wakaf sarana air bersih Gunungkidul II. Program ini merupakan realisasi dari Water Action for People (WAfP) Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA). Selain didukung kaum Muslimin secara perorangan, project ini juga didukung oleh CIMB Niaga Syariah, LAZ Indosat, Mazizka Pelindo II dan UPZ Kemenkeu.

“Insya Allah awal April akan dipasang,” ujar Darminto, penanggung jawab project wakaf sarana air bersih Gunungkidul II, Rabu (25/3) di Gunungkidul, DIY.

Setelah pipa terpasang maka akan dilanjutkan dengan penyetelan (setting) pompa isap (pompa transfer) untuk membantu aliran air sepanjang 3,5 Kilometer tersebut. Setelah itu semua beres, akan dilanjutkan dengan pembangunan sembilan depot air bersih (water shop) yang tersebar di Dusun Karangnongko dan Dusun Temon.

Targetnya pada Juni mendatang project pembangunan wakaf sarana air bersih untuk kedua dusun tersebut rampung. “Mohon doa dari kaum Muslimin agar proses pengerjaan wakaf sarana air bersih Gunungkidul II berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana,” pungkas Darminto. 

Selengkapnya tentang project Wakaf Sarana Air Bersih di Gunung Kidul klik link berikut >> Menghapuskan Mitos Gunung Kidul Sulit Air 

Ikuti Whatsapp Channel Republika