Senin 30 Mar 2015 17:10 WIB

Pesawat TNI AU Dikerahkan untuk Evakuasi WNI di Yaman

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ani Nursalikah
  Pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara mengangkut sejumlah penerjun saat acara peringatan HUT TNI AU ke-67 di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (9/4). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara mengangkut sejumlah penerjun saat acara peringatan HUT TNI AU ke-67 di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (9/4). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengevakuasi WNI yang berada di Yaman. Salah satu rencana, yaitu mengerahkan pesawat TNI AU untuk menyelamatkan WNI yang masih terjebak di negara Jazirah Arab tersebut.

"Utamanya pesawat itu yang akan mengeluarkan WNI keluar Yaman. Setelah itu baru kita pulangkan ke Indonesia," ujarnya di Kantor Presiden, Senin (30/3).

Retno menyatakan, koordinasi dengan Panglima TNI terkait penggunaan pesawat telah dilakukan. Dia menyatakan seluruh persiapan evakuasi telah siap.

Saat ini, Kementerian Luar Negeri telah menyebar sejumlah petugas di titik-titik evakuasi, baik di dalam maupun di luar Oman. Retno mengatakan, staf KBRI yang berada di Muscat, ibu kota Oman telah dikerahkan untuk membantu evakuasi WNI di Salalah, salah satu kota di Oman yang berbatasan dengan Yaman.

Staf KBRI yang berada di Jeddah, Arab Saudi telah dikerahkan untuk merapat ke perbatasan Jizan, yang juga berada di perbatasan antara Yaman dan Arab Saudi.

"Dalam waktu satu dua hari ada deployment dari Jakarta untuk membantu persiapan evakuasi," kata Retno.

Menurut dia, tim dari Jakarta yang dikerahkan untuk membantu evakuasi adalah para diplomat muda yang menguasai bahasa Arab dan pernah ditempatkan di Timur Tengah. Keahlian yang mereka miliki diharapkan dapat membuat proses evakuasi karena sudah memahami medan.

Retno menambahkan, proses evakuasi akan difokuskan di Yaman bagian barat. Kondisi di bagian barat dianggap lebih bergejolak.

"Tapi memang belum semua kita evakuasi. Dari komunikasi kita dengan WNI di sana, ada beberapa tempat yang mengatakan belum perlu evakuasi karena situasinya masih tenang, terutama yang ada di sebelah timur," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement