Senin 30 Mar 2015 17:54 WIB

Kubu Agung tak Suka Petugas Polisi Berjaga di Ruang Fraksi Golkar

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Versi Munas Jakarta Yorrys Raweyai (tengah).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Versi Munas Jakarta Yorrys Raweyai (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar kubu Agung Laksono merasa keberatan dengan kehadiran personel kepolisian yang tiba-tiba masuk ke ruang Fraksi Partai Golkar di lantai 2 Gedung Nusantara I, Komplek DPR MPR, Jakarta.

"Saya minta aparat kepolisian keluar dari lantai 12 ini, kami berada di ruangan sendiri sehingga tidak perlu kehadiran saudara-saudar," ujar Sekretaris Fraksi Partai Golkar kubu Agung Laksono, Fayakhun Andriadi, Senin (30/3).

Berdasarkan pantauan, sekitar 15 orang polisi datang tiba-tiba sekitar pukul 16.30 WIB ketika Golkar kubu Agung Laksono berusaha mengambil alih ruangan sekretariat Fraksi Partai Golkar.

Fayakhun mempertanyakan keberadaan aparat kepolisian itu karena keberadaan pihaknya sah secara hukum. Ia menegaskan keberadaan pengurus Fraksi Partai Golkar kubu Agung Laksono tidak akan membuat keonaran sehingga tidak butuh pengamanan pihak kepolisian.

"Memang kami orang-orang tidak berpendidikan, dan seolah-olah kami akan membuat keonaran. Ini ruangan kami," ujarnya.

Sebelumnya Golkar kubu Agung Laksono mencoba mengambil alih Fraksi Partai Golkar di Lantai 12 Nusantara I, Jakarta pada Senin (30/3). Berdasarkan pantauan Antara, kubu Agung Laksono tidak bisa masuk ke ruang sekretaris Fraksi Partai Golkar karena dikunci dari dalam.

Rombongan itu dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Golkar kubu Munas Jakarta Yorrys Raweyai dan didampingi sejumlah anggota DPR dan kader Golkar antara lain Dave Laksono, Airlangga Hartanto, Ibnu Munzir, Fayakun, Azhar Romly, Boby Rizlaldo, Bowo Pangarso, Melkias Markus Mekeng.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement