REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan. Khususnya, diderita oleh anak-anak yang kini sebagian di antaranya terpaksa mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Salah satunya terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi Kecamatan Cibadak. Di rumah sakit milik pemerintah tersebut sejak awal Maret hingga kini dirawat sebanyak tujuh orang penderita DBD. Di mana, empat di antaranya merupakan anak-anak.
"Selama Maret ini ada sembilan kasus DBD yang ditangani rumah sakit,’’ terang Humas RSUD Sekarwangi Cibadak, Ramdansyah kepada wartawan, Senin (30/3).
Dari sembilan kasus ini ujar dia ada satu pasien yang meninggal dunia akibat gejala DBD yakni Jian 4 (tahun) warga Kampung Situsaer RT 06 RW 11, Kelurahan/Kecamatan Cibadak.
Menurut Ramdansyah, rata-rata pasien DBD yang dirawat di rumah sakit berusia antara 12 hingga 13 tahun. Saat ini yang kebanyakan mendapatkan perawatan medis adalah warga Kecamatan Cibadak.
Diakui Ramdansyah, pada musim pancaroba seperti saat ini memang banyak pasien dengan gejala DBD yang berobat ke rumah sakit. Namun, ia tidak bisa memastikan adanya kenaikan kasus dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara mengatakan, kasus DBD memang rawan mengalami kenaikan kasus pada momen pancaroba atau peralihan musim dari hujan ke kemarau. Namun, kata dia Dinkes belum bisa memastikan adanya seorang warga yang meninggal dunia akibat DBD di Kecamatan Cibadak.
"Penyebab meninggalnya harus dipastikan terlebih dahulu,’’ terang Rika. Hingga kini Dinkes masih melakukan penelusuran mengenai penyebab kematian balita warga Cibadak, Jian yang meninggal beberapa waktu lalu.
Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Didi Supardi menuturkan, semua kecamatan Sukabumi yang berjumlah 47 termasuk daerah endemis DB. Sebelumnya ada sejumlah kecamatan terutama di selatan Sukabumi seperti Surade yang jarang ditemukan kasus DBD.