REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku tidak tahu rencana Kemenkominfo yang memblokir beberapa situs Islam radikal atas permintaan BNPT. Karena langkah itu sangat sensitif, Lukman mengungkapkan telah menghubungi Menkominfo Rudiantara.
Dia menyatakan, penjelasan yang diberikan koleganya tersebut tidak tuntas karena Menkomninfo dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk menerima telepon. Ia menegaskan, Rudiantara harus segera naik pesawat sehingga tidak bisa berbicara panjang ihwal kasus itu.
Lukman menjelaskan pula telah mengkonfirmasi isu pemblokiran situs Islam radikal kepada Kepala BNPT. Ia mengungkapkan telah meminta penjelasan resmi terkait isu tersebut. “Penjelasan resmi dari BNPT itu diperlukan agar masyarakat mengetahui definisi dan batasan "radikal" itu seperti apa,” ujarnya melalui akun Twitter, @lukmansaifuddin.
Lukman kembali menegaskan bahwa Kemenag sama sekali tidak terlibat atas pemblokiran situs itu. Tidak lupa, ia juga meminta maaf atas posting yang dilakukan akun Twitter, @Kemenag_RI yang ikut menyebarkan kabar pemblokiran itu.
"Melalui penjelasan ini saya meminta maaf kepada semua pihak yg merasa tidak nyaman dg adanya postingan @Kemenag_RI tsb. #klarifikasi," ujarnya. "Semoga penjelasan ini bisa dimengerti dan dipahami. Sekian. #klarifikasi."
Sebelumnya, pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengakui telah memblokir 19 situs sejak Ahad (29/3) kemarin. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo, Ismail Cawidu, ke-19 laman itu dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai situs yang menyebarkan paham atau simpatisan radikalisme.