Selasa 31 Mar 2015 08:52 WIB

Indonesia-Australia Kerjasama Tingkatkan Koordinasi Kejahatan Maritim

Kalakhar Bakorkamla Laksamana Madya DA Mamahit.
Foto: Republika/Erik PP
Kalakhar Bakorkamla Laksamana Madya DA Mamahit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peranan dan nilai laut yang begitu penting merupakan konsentrasi bagi setiap negara untuk menjaga kelestarian dan keamanan wilayah perairan negaranya. Setiap permasalahan yang terjadi di wilayah perairan menjadi konsentrasi bersama di dalam keterkaitan antar satu negara dengan negara lainnya.

Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit mengatakan, dengan banyaknya pelanggaran yang terjadi, hal itu mendorong negara-negara yang berada pada satu kawasan regional untuk melakukan kerjasama dalam bidang keamanan maritim sebagi bentuk preventive action.

Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) ke-6, kata dia, merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia (Bakamla) dan pemerintah Australia (Australian Customs and Border Protection Service) untuk meningkatkan koordinasi terhadap isu kejahatan maritim di wilayah regional. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta pada 30 Maret hingga 1 April 2015.

“Indonesia bersama negara-negara anggota ASEAN telah sepakat untuk memberlakukan piagam ASEAN, dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan serta mendorong peace oriented values," katanya dalam siaran pers kepada Republika.

Menurut dia, MSDE merupakan wadah yang tepat untuk mewujudkan solidaritas negara kawasan dalam kerjasamanya menjaga stabilitas keamanan laut. "Dari Laut Cina Selatan hingga ke Samudra Hindia, seluruhnya merupakan perairan kawasan yang wajib kita jaga bersama,” kata pria yang juga rektor Universitas Pertahanan itu.

Penyelenggaraan kegiatan ini, lanjut Mamahit, juga bertujuan meningkatkan kerjasama keamanan maritim di kawasan regional, dengan menjaga dan mengamankan sumber daya kelautan di kawasan regional Asia dan Australia dari berbagai isu kelautan yang terjadi. Isu maritim regional yang akan dibahas pada MSDE ke-6, yaitu penerapan UNCLOS 1982 di kawasan ASEAN dengan narasumber Prof Hasyim Djalal dan Direktur Operasi Basarnas Mayjen Tatang Zainudin.

Fasilitator pada kegiatan MSDE ke-6 adalah Kolonel Laut (KH) Kresno Buntoro, selaku Kasubdiskumlater Mabes TNI AL. Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari 15 instansi dalam negeri, di antaranya Bakamla, TNI AL, Polri, Basarnas, Sekretariat Kabinet (Setkab), Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), Ditjen Imigrasi, Badan Intelejen Negara (BIN), dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement