Selasa 31 Mar 2015 21:45 WIB

Angkutan Pedesaan Enggan Naikkan Tarif

Rep: C12/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).
Foto: Prayogi/Republika
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG -- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu tidak membuat supir angkutan pedesaan jurusan Cipeundeuy-Padalarang, Bandung Barat menaikkan tarif angkutannya.

Tarif resmi angkutan pedesaan dari Cipeundeuy menuju Padalarang, yakni Rp 7000. Setelah naiknya harga BBM, banyak penumpang yang memberi bayaran tambahan sebesar Rp 500 atau Rp 1000 meski belum ada aturan tarif baru yang keluar.

Salah satu supir angkutan pedesaan yang berwarna kuning itu, Asep Hilman, mengaku enggan untuk menaikan tarif angkutannya. "Mau dinaikan juga mikir lagi, karena kan penumpang angkutan seperti kami ini ya itu-itu saja," ujar Asep, saat menanti penumpang memenuhi mobil angkutannya di depan pasar Tagog Padalarang, Selasa (31/3)

Saat ditanya tentang kerugiannya, Asep menyatakan kadang dalam kondisi ini penumpang sering kali menambahkan sendiri besaran tarifnya. "Biasanya suka ada yang kasih tambahan Rp 500 atau Rp 1000," ujar dia.

Senada dengan Asep, salah seorang supir angkutan pedesaan yang lain, Ujang, pun tidak menaikan tarif angkutannya. "Kita sebenarnya mengikuti dari aturannya saja, kalau misalnya dinaikan, ya kita akan naikan, tapi kalau misalnya enggak, ya itu pengertian penumpangnya saja," kata dia.

Sementara itu, salah satu penumpang angkutan pedesaan, Jamilah Nasution, mengaku tidak keberatan jika harus memberikan uang lebih kepada supir angkot itu. "Ya sebenarnya enggak apa-apa kalau misalnya kasih uang lebih Rp 500 atau Rp 1000," kata dia.

Selain itu, menurut Jamilah, kenaikan harga BBM tidak berpengaruh pada tarif angkutan pedesaan. Bahkan, Jamilah ini baru mengetahui harga BBM naik setelah Republika mewawancarainya. "Malah saya baru tahu dari mas, ya berarti enggak pengaruhnya sih, naiknya kan paling Rp 500 atau Rp 1000," kata dia. (C12/umar) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement