REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terhitung sejak 1 April 2015, kereta commuter line Jabodetabek mengalami perubahan jadwal dan tarif naik. Salah satu penumpang dari stasiun Cakung, Prisila Arsi mengeluhkan jadwal kereta yang masih terlambat.
"Biarpun ada perubahan jadwal, keretanya tetep aja telat. Kalau soal tarif kereta sih masih hari pertama jadi belum berasa," kata Prisilia, Rabu (1/4).
Tarif progresif baru ditetapkan berdasarkan jarak stasiun. Untuk pertama kali jalan, penumpang dikenakan tarif Rp 2 ribu untuk 25 kilometer pertama, kemudian dikenakan tarif seribu untuk 10 kilometer berikutnya.
Selain keterlambatan, kereta di jalur Bekasi-Jakarta Kota, penumpang dari Bogor- Jakarta juga merasakan hal yang serupa. Iwan Setiawan, mengeluhkan jadwal kereta yang sebelumnya sering mengalami keterlambatan. Hari ini, Rabu (4/1), ia masih harus mendapatkan kereta yang tidak sesuai jadwal.
"Jadwal kereta memang perubahannya engggak terlalu besar, cuma sedikit jadwal yang berubah. Kemaren kereta banyak banget yang telat, hari ini juga, kereta bisa meleset lima sampai 10 menit dari jadwal keberangkatan," ujar Iwan.
Ia berharap dengan perubahan tarif, PT KAI juga merubah pelayanan kereta yang dinilai masih sangat minim. Dengan terlambatnya jadwal kereta, penumpang di stasiun Bogor juga menumpuk.
Jumlah kursi tunggu juga masih sedikit sehingga penumpang banyak yang berdiri. Dalam kereta juga masih terus berdiri karena kapasitas duduk yang tak memadai.