REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- TNI Angkatan Udara (AU) telah menyiapkan pesawat Boeing 737 untuk bisa melakukan evakuasi WNI yang berada di Yaman. Rencananya, pesawat Boeing 737 itu akan bertolak dari Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah pada Kamis (2/4) petang, tepatnya pukul 19.00, dan akan bergerak menuju Salalah, Oman.
Namun, sebelum mendarat di kota yang terletak di Oman Selatan itu, pesawat tersebut akan melakukan transit di Banda Aceh dan Kolombo, Sri Lanka. ''Nanti dari Kolombo akan langsung berangkat menuju Salalah, Oman. Di sana akan dijadikan homebase sementara kami selama operasi ini berjalan,'' ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, kepada Republika, Rabu (1/4).
Lebih lanjut, Hadi mengungkapkan, selain kru kabin dari pesawat Boeing 737 itu, pihak TNI AU juga telah menempatkan empat prajurit Paskhas (Pasukan Khas) TNI AU. Korps pasukan khusus milik TNI AU itu sengaja disiapkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang bisa saja terjadi pada saat evakuasi dilakukan. Jika ditambah dengan kru kabin, maka ada 18 personil TNI AU yang berangkat menuju Oman.
''Totalnya ada 18 orang, termasuk empat prajurit Paskhas TNI AU. Ini dilakukan sebagai antisipasi, karena saat ini Yaman kan masih tergolong sebagai daerah konflik,'' tutur Hadi.
Hadi menambahkan, sebenarnya pada hari ini team advance sudah berangkat ke Yaman. Tim ini terdiri dari staf Kementerian Luar Negeri, personil Kepolisian, dan personil TNI AU. Tim ini nantinya bertugas untuk bisa memastikan pesawat Boeing 737 itu dapat melakukan pendaratan di tiga tempat di wilayah Yaman, yaitu di Aden, Al Hudaidah, dan Al Mukalah.
Maklum, ketiga tempat ini merupakan lokasi yang telah ditentukan oleh Kemenlu sebagai tempat berkumpulnya WNI yang berada di Yaman untuk bisa kembali ke tanah air. Hal ini terkait dengan mekanisme evakuasi para WNI tersebut. Nantinya, pesawat Boeing 737 itu secara terus menerus melakukan penjemputan di tiga titik tersebut, sebelum akhirnya kembali ke Salalah, Oman. Kemudian dari Salalah, WNI tersebut bisa kembali ke Indonesia.
''Baik dengan pesawat komersil ataupun kapal laut, nanti tinggal disesuaikan dengan kondisi dan koordinasi dari pihak Kemenlu. Tapi yang terpenting mereka (WNI itu) dibawa ke tempat yang lebih aman dahulu,'' lanjut Hadi.