REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Ratusan hektare tanaman padi di Desa Sebakung Jaya, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terancam gagal dipanen. Penyebabnya karena tumbuh kerdil akibat kekurangan air.
"Tahun ini para petani di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Sebulu, hanya bisa memanen padi sekitar 60 persen dalam setiap satu hektare sawah karena 40 persen tanaman padi terserang penyakit kerdil akibat kekurangan pasokan air," ungkap Kepala Desa Sebakung Jaya Muharis, Rabu (1/4).
Menurutnya, pasokan air tidak cukup untuk mengairi 800 hektare sawah di Desa Sebakung Jaya, sehingga pertumbuhan padi melambat dan bulir padi susah muncul. "Jadi, perhitungannya hanya sekitar 480 hektare sawah yang bisa panen sempurna," ujar Muharis.
Selain itu, diperkirakan petani hanya dapat memanen padi sekitar tiga ton per hektare, padahal biasanya dalam satu hektare petani mampu panen hingga lima ton. Atas nama para petani di Desa Sebakung Jaya, dia meminta Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara segera membangun irigasi untuk pengairan lahan persawahan karena sampai saat ini belum ada infrastruktur pengairan di wilayah itu.
"Lahan pertanian di Desa Sebakung Jaya hanya mengandalkan air hujan untuk pengairan, karena irigasi belum ada. Jadi, kalau tidak ada hujan sawah menjadi kering," ungkap Muharis.
Dengan kondisi itu, tambah Muharis, para petani di Desa Sebakung Jaya hanya bisa melakukan panen satu kali setahun. "Irigasi sangat dibutuhkan petani di Desa Sebakung Jaya. Kalau ada irigasi petani tidak akan kesulitan mengairi sawah saat musim kemarau, sehingga mereka bisa panen tiga kali setahun," kata Muharis.