Jumat 03 Apr 2015 00:46 WIB

Cegah Kenaikan Harga Produksi, Pertamina-PLN-PGN Diminta Efisien

Rini M Soemarno (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Rini M Soemarno (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Rini M Soemarno meminta PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Persero membangun sinergi dalam operasional agar bisa menjamin harga produksi migas dan tarif listrik kepada masyarakat tidak mengalami kenaikan.

"Kita (Pertamina, PGN dan PLN) yang mengelola dan memproduksi energi harus efisien agar mampu menghindari kenaikan harga migas dan listrik di konsumen," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/4).

Ketika direktur utama itu datang k kantor Menteri BUMN karena dipanggil Rini.

Menurut Dwi, dalam sinergi tersebut dimungkinkan dilakukan dengan berbagai cara seperti dari proses bisnis, komunikasi antar ketiga BUMN tersebut, hingga pembentukan perusahaan patungan.

"Mungkin nantinya akan ada tim kecil yang bisa menilai dan memberikan solusi tepat dalam kemitraan tersebut," ujarnya.

Penurunan subsidi

Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir yang menilai efisiensi di perusahaan itu bisa mendorong penurunan subsidi energi.

"Kalau semua pihak melakukan efisiensi, ke depan subsidi bisa ditekan. Tarif tidak naik begitu juga di Pertamina dan PGN," ujarnya.

Mantan Dirut Bank BRI tersebut juga berharap dengan efisiensi yang dilakukan sesuai dengan perencanaan perusahaan, maka tidak akan terkendala untuk penyediaan energi primer di masyarakat.

Ia mengakui, PLN tidak mempermasalahkan tuntutan efisiensi yang diminta Menteri BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan, sejalan dengan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit.

Dicontohkannya, di Medan pembangkit PLTU dan PLTG PLN sudah berjalan dengan baik dan ditargetkan akhir April 2015 sudah menghasilkan listrik dengan kapasitas 300 MW dan pada Juni mencapai 800 MW.

Saat bersamaan pembangunan transmisi di Buleleng, Bali diharapkan juga bisa rampung sehingga PLTU di wilayah itu bisa teraliri listrik.

"PLTU tersebut akan lebih efisien dari penggunaan BBM," ujarnya.

Sofyan menambahkan, efisiensi pembangkit di Medan bisa mencapai Rp6 triliun-Rp7 triliun per tahun, sedangkan di Bali efisiensi berkisar Rp3 triliun-Rp4 triliun per tahun.

"Dengan pengelolaan yang lebih baik, maka secara nasional PLN menargetkan bisa melakukan efisiensi per tahun minimal Rp8 triliun-Rp12 triliun. Ini menjadi hal yang mendukung PLN untuk tidak menaikkan tarif listrik terutama bagi rakyat kecil," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement