Jumat 03 Apr 2015 13:52 WIB

Perempuan Arab Pertama Duduk di Dewan Keamanan PBB

Dina Kawar, perempuan Arab pertama di Dewan Keamanan PBB.
Foto: www.aawsat.net
Dina Kawar, perempuan Arab pertama di Dewan Keamanan PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setelah memangku jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan untuk April, Duta Besar Jordania untuk PBB Dina Kawar, perempuan Arab pertama yang memangku jabatan tersebut, Kamis (2/4) mengumumkan satu program ambisius.

Program itu berpusat pada masalah Timur Tengah dan peran perempuan serta pemuda dalam perdamaian dan keamanan. Krisis di Suriah dan Yaman serta masalah Palestina-Israel diperkirakan menempati posisi tinggi dalam agenda bulan April.

Diplomat Jordania tersebut juga mengatakan setelah berkonsultasi dengan 14 anggota lain Dewan, ia "berusaha menyisihkan beberapa hari, bukan untuk liburan, tapi untuk memberi waktu bagi kesepakatan" untuk apa yang belum direncanakan.

Dina Kawar, yang memangku jabatan itu pada Rabu (1/4), menerima ucapan selamat dari wartawan atas perannya yang mengukir sejarah dalam taklimat yang ia adakan untuk menggambarkan Program Kerja panel 15-negara tersebut untuk April.

Ia mengatakan akan ada tiga perdebatan terbuka, termasuk satu pembahasan yang dipimpin oleh Putra Mahkota Jordania, yang berusia 20 tahun, pada 23 April, di kursi Presiden DK.

Yang pertama dari tiga perdebatan pada April tersebut akan menampilkan Zainab Bangura, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Urusan Kekerasan Seksual dalam Konflik Bersenjata, kata Dina Kawar kepada anggota DK.

Semua negara anggota dan misi pengamat diperkenankan berbicara dalam pertemuan terbuka Dewan.

Debat terbuka kedua ialah pembahasan per kuartal mengenai Timur Tengah. "Ini akan meliputi masalah Palestina, yang tentu saja buat kami, buat Jordania, memiliki kepentingan besar," kata Dina Kawar. "Masalah Palestina adalah inti masalah di Timur Tengah."

Debat terbuka ketiga pada April, yang dijadwalkan diselenggarakan pada 23 April, adalah "topik sangat penting buat kami di Jordania dan itu adalah topik mengenai pemuda dan kekerasan", katanya. "Pertemuan ini akan dipimpin oleh Yang Mulia Putra Mahkota Pangeran Al-Hussein bin Abdullah, Putra Mahkota Muda yang sangat tertarik pada masalah pemuda di Jordania."

"Menurut perkiraan kami, setiap orang memiliki banyak minat pada topik ini," kata duta besar itu. "Seluruh gagasan dalam debat ini ialah untuk menangani keterlibatan pemuda dalam kekerasan dan masalah mendasar di belakangnya, terutama hubungan antara pemuda, pembangunan yang berkesinambungan dan dimensi ekonomi serta sosial."

"Selain itu, juga akan dibahas peran pemuda dalam menangkal kekerasan dan berbagai langkah yang dapat dilakukan pada tingkat internasional, termasuk PBB, guna menangani masalah ini," katanya. Namun itu semua adalah debat terbuka, Panel 15 anggota tersebut memiliki banyak sidang yang direncanakan selama April, termasuk satu pembahasan mengenai situasi kemanusiaan di Suriah.

"Kami memberikan banyak kepentingan pada masalah krisis Suriah dan dampak yang ditimbulkannya pada negara tetangganya," kata Dina Kawar, saat menyampaikan pertemuan lain tingkat menteri pada 24 April. "Ada sebanyak 1,4 juta pengungsi Suriah di Jordania", dari sebanyak empat juta pengungsi Suriah di wilayah itu.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement