REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana tanah longsor terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi pada awal April ini. Kondisi tersebut dikarenakan masih tingginya curah hujan di sejumlah titik Sukabumi.
Kawasan yang dilanda longsor yakni di Kecamatan Cibadak, Nagrak, dan Gegerbitung. Khusus di Kecamatan Nagrak disertai banjir yang diakibatkan saluran air atau drainase perumahan yang tidak berfungsi dengan baik.
"Bencana longsor memang terjadi di sejumlah kecamatan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada Republika, Jumat (3/4).
Ia menyebutkan, bencana tanah longsor terjadi di antaranya di Kecamatan Cibadak, Nagrak, dan Gegerbitung. Usman mengatakan, penanganan dan data mengenai bencana tersebut dikoordinasikan oleh pusat pengendalian operasi (Pusdalops) BPBD.
Selain di tiga kecamatan tersebut, BPBD juga tengah fokus menangani pascabencana longsor di Kampung Cimerak, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cirenghas. Seperti diketahui di daerah tersebut ada sebanayak 12 warga yang meninggal dunia karena bencana longsor pada Sabtu (28/3) malam lalu.
Sementara itu salah satu lokasi yang dilanda longsor yakni di Kampung Pasir Kolotok RT 04 RW 12, Kelurahan/Kecamatan Cibadak pada 1 April. Di tempat tersebut terdapat dua unit rumah milik warga yang mengalami kerusakan karena longsor.
Dua rumah yang rusak terkena longsoran tebing milik Kokoy (69 tahun) dan Ari (35). Rumah warga yang rusak hanya bagian dapur. ''Longsor terjadi pada sore menjelang magrib," ujar salah seorang warga, Mahendra (29).
Pada saat itu wilayah Cibadak dan sekitarnya tengah diguyur hujan deras. Selain merusak dua rumah warga, longsor juga mengancam dua rumah warga lainnya yang ada di sekitar.
Camat Cibadak Abdul Rifai kepada wartawan mengatakan, bencana longsor menerjang belasan titik di Cibadak. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Peritiwa itu hanya menyebabkan sejumlah rumah rusak sedang dan rusak ringan.
Di sisi lain, longsor kembali memakan korban jiwa di Kabupaten Sukabumi. Kali, ini seorang penambang meninggal dunia akibat tertimbun longsor di Kampung Sangkalih, Desa Caringin, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (2/4) siang.
Korban tewas adalah Suherman (25 tahun). Selain satu warga meninggal, ada dua penambang pasir kwarsa lainnya yang mengalami luka-luka karena tertimbun longsoran material yakni Suma (50) dan Juhadi (53). Keduanya saat ini telah dibawa ke RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi untuk mendapatkan penanganan medis.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Pada saat itu ketiga penambang tengah melakukan aktivitas penggalian. Namun, secara mendadak tebing sekitar tujuh hingga sepuluh meter yang ada di atas mereka longsor dan menimpa ketiganya.
"Satu orang warga tewas dan dua lainnya luka-luka," ujar Camat Gegerbitung Gugun Gunardi kepada wartawan, Kamis sore. Dua orang korban yang dirawat di rumah sakit kondisinya luka berat dan luka ringan.
Menurut Gugun, ketiga warga tertimbun longsor ketika melakukan aktivitas di kawasan penggalian pasir kwarsa. Mereka tidak bisa menyelamatkan diri karena kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba. Kini kata Gugun, lokasi tambang sudah ditutup. Langkah ini untuk menghindari korban jiwa akibat adanya longsor susulan.