REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan warga di Ukraina Timur menderita bencana serius kemanusiaan akibat dampak konflik antara pasukan pemerintah dan gerilyawan prokemerdekaan.
"Bencana kemanusiaan merebak di Ukraina Timur tepat di depan mata kita," kata juru bicara bagi Misi Pemantau OSCE di Ukraina Michael Bociurkiw kepada wartawan, Jumat (3/4).
Banyak warga yang hidup di Lugansk dan Donetsk menderita kekurangan obat dan tak memperoleh akses yang layak ke perawatan kesehatan akibat rusaknya prasarana medis gara-gara konflik.
Ia menambahkan beberapa kelompok orang yang rentan juga menghadapi masalah memperoleh manfaat sosial, bantuan kemanusiaan dan bantuan mendasar lain dari pemerintah.
Ketika berbicara mengenai situasi di wilayah bergolak, Bociurkiw mengatakan kerusuhan telah mendorong banyak pemuda, terutama mereka yang tinggal di pedesaan keluar dari sekolah.
"Banyak anak yang masih dalam kondisi syok. Mereka tak memiliki tempat untuk bermain dan tak mempunyai tempat untuk belajar," kata Bociurkiw.
Sebagian besar prasarana di Ukraina Timur, termasuk lembaga pendidikan dan kesehatan, telah hancur atau rusak parah akibat konflik mematikan. Konflik telah berkecamuk selama hampir satu tahun dan menewaskan lebih dari 6.000 orang.
Pertempuran telah memicu arus besar pengungsi. Pada Maret, badan pengungsi PBB melaporkan pengungsi di dalam negeri Ukraina mencapai 1,1 juta orang. Lembaga itu menyatakan lebih dari 670 ribu orang Ukraina telah menyelamatkan diri ke negara tetangga, mencari perlindungan di negara tetangga, terutama di Rusia dan Belarusia.