REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi V Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan surat yang dilayangkan FIFA ke PSSI tidak benar. FIFA malah mengajarkan PSSI melanggar statuta sendiri di pasal 83.
"Itu FIFA berarti ngajarin PSSI melanggar statuta sendiri," kata Gatot kepada Republika Online (ROL) di Jakarta, Sabtu (4/4).
Gatot mempertanyakan bagaimana mungkin FIFA yang ngotot ingin QNB League (Indonesia Super League/ISL) 2015 dimulai dengan 18 klub. Padahal dua di antaranya adalah klub bermasalah.
Selain itu, aturan FIFA hanya berlaku pada kompetisi internasional. Sedangkan yang dipermasalahkan adalah kompetisi nasional. "Sangat tidak mungkin," kata Gatot
Gatot merasa aneh dengan surat FIFA yang meminta PSSI mengabaikan verifikasi BOPI. Padahal verifikasi itu sesuai dan mengacu pada aturan FIFA, AFC dan PSSI Club Licensing Regulation. Begitupun dengan Kemenpora yang tidak pernah menekan BOPI dalam memverifikasi.
"Harusnya FIFA inline (sejalan), BOPI tak mengacu aturan Kemenpora. Ia mengacu pada aturan FIFA," kata Gatot.
Kini, Gatot mengatakan FIFA tak bertindak ketika ISL ganti nama jadi QNB. Jika hanya sponsor tidak masalah. Tapi, ini jelas CEO PT Liga, Joko Driyono yang menyebut ISL ganti nama jadi QNB.
"Itu sudah melanggar statuta lagi. Karena PSSI hanya mengenal ISL di pasal 23," kata Gatot menegaskan.
Jika ada perubahan ISL ke QNB itu harus dibahas dan melewati kongres. Tidak bisa PT Liga langsung mengubah tanpa melewati kongres itu. Gatot menegaskan jika ingin mencari sponsor baru, Kemenpora akan dukung. Tapi, jangan sampai menabrak rambunya sendiri.