Sabtu 04 Apr 2015 17:15 WIB

Umat Muslim Indonesia Diimbau Shalat Gerhana Bulan

 Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Umat Muslim Indonesia diimbau untuk melakukan shalat gerhana bulan. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengatakan, shalat gerhana bulan bisa dilakukan di masjid, mushalla, dan rumah pada Sabtu (4/4) petang.

"Kami imbau seluruh warga nahdliyin melakukan Shalat Khusuf, baik di masjid maupun di rumah dengan berjamaah," kata Wakil Ketua PCNU Jember Misbahussalam di Kabupaten Jember, Sabtu.

Berdasarkan data astronomis, pada 14 Jumadil Akhir 1436 Hijriah atau Sabtu ini mulai pukul 17.15 WIB di Indonesia akan terjadi gerhana bulan total (GBT). Hampir seluruh kawasan Indonesia dapat mengamati gerhana bulan total tersebut, sedangkan puncak gerhana bulan total akan terjadi pada Sabtu pukul 19.01 WIB dan selesai pada pukul 20.44 WIB.

"PCNU juga sudah menyampaikan kepada seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) atau pengurus tingkat kecamatan melalui pesan singkat untuk menunaikan Shalat Khusuful Qomar (Gerhana Bulan) nanti malam di masjid atau mushalla sekitar ranting NU masing-masing," tuturnya.

Menurutnya, tata cara shalat gerhana bulan antara lain dianjurkan secara berjamaah dan shalat dilakukan sebanyak dua rakaat, dengan setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud. "Shalat gerhana dikerjakan dua rakaat sebagaimana shalat biasa, namun pada gerakan rukuk dan i'tidal dilakukan masing-masing sebanyak empat kali, yakni pada rakaat pertama sesudah rukuk dan i'tidal membaca surat Al Fatihah lagi. Kemudian rukuk sekali lagi dan i'tidal lagi, dan sujud seperti biasa," paparnya.

Ia menambahkan setelah shalat gerhana disunahkan untuk khutbah yang mengingatkan kepada umat Islam (Muslim) tentang kebesaran Allah SWT atas peristiwa gerhana tersebut. "Peristiwa gerhana merupakan fenomena alam yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT dan manusia sangat rendah di hadapan-Nya. Peristiwa gerhana itu tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis," tegasnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MBKG) Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya memprediksi puncak gerhana bulan total yang terjadi Sabtu malam nanti akan berlangsung selama 12 menit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement