Sabtu 04 Apr 2015 22:10 WIB

Masyarakat Sekitar Sinabung Diminta Waspadai Awan Panas

Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas.
Foto: Antara/Endro Lewa
Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masyarakat yang berada di sekitar radius 5-6 kilometer dari kawah Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, diminta harus mewaspadai luncuran awan panas dan debu vulkanik yang ditimbulkan akibat erupsi gunung berapi tersebut.

"Semburan materil yang berasal dari gunung berapi itu, dikhawatirkan dapat mencapai rumah-rumah penduduk," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Subur Tambun yang dihubungi dari Medan, Sabtu (4/4).

Kejadian erupsi gunung Sinabung, Kamis (2/4), menurut dia, ke depan perlu diantisipasi dan jangan sampai lengah, karena hal ini dapat membahayakan keselamatan warga di daerah tersebut.

"Pada erupsi Gunung Sinabung itu, terjadi sebanyak 118 gempa guguran dan 22 kali awan panas yang meluncur sejauh 4 Km ke arah Selatan, serta memunculkan abu Vulkanik setinggi 2 Km," ucap Subur.

Dia menyebutkan, kejadian pada malam hari itu, membuat warga yang berada di Desa Sukanalu, Desa Kuta Gugung dan Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namantran, Kabupaten Karo terkejut.

Sebab, ketiga desa tersebut tidak begitu jauh jaraknya dari Gunung Sinabung yang mengalami erupsi, dan peristiwa seperti ini sering membuat panik bagi warga.

"Masyarakat juga diminta jangan cepat mudah resah, bila terjadi erupsi Gunung Sinabung, hal ini merupakan fenomena alam yang harus disikapi secara berama-sama," katanya.

Tim dari Satgas Penanggulangan Bencana terus melakukan patroli dan pemantauan di lapangan guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, termasuk wisatawan, agar tidak mendaki dan melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari Gunung Sinabung.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement