Sabtu 04 Apr 2015 22:18 WIB

SBY tak Ketum, Demokrat Terancam Pecah

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ilham
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Ramadhan Pohan mengakui partai berlambang bintang mercy itu masih membutuhkan sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai figur Ketua Umum Partai Demokrat. Pohan pun kembali menegaskan dukungannya kepada SBY agar bersedia kembali memimpin Partai Demokrat, tepatnya saat digelarnya Kongres Ketiga Partai Demokrat pada 11 hingga 13 Mei, mendatang.

Secara khusus, Pohan mengatakan, jika SBY tidak bersedia menjadi ketua umum, maka Partai Demokrat bisa terancam memasuki ambang perpecahan.

"Karena jika beliau tidak bersedia, bisa pecah partai ini. Tapi, Insya Allah beliau bersedia,'' kata Pohan usai menjadi pembicara di acara Diskusi Pendidikan Amerika-Indonesia di Pusat Kebudayaan Amerika di Pacific Place, Jakarta, Sabtu (4/4).

Menurut mantan anggota komisi 1 DPR itu, hingga saat ini belum ada figur yang bisa menyaingi kapasitas, kemampuan, dan pengaruh yang dimiliki SBY di Partai Demokrat. Untuk itu, Pohan berharap SBY bersedia untuk mendengarkan aspirasi para kader Demokrat yang menginginkannya kembali memimpin partai pemenang Pemilu 2009 tersebut.

Lebih lanjut, Pohan mengakui, persayaratan untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat cukup tinggi. Karena itu, saat ini hanya SBY yang bisa memenuhi persyaratannya. "Sekarang ini, kami memang masih memiliki ketergantungan kepada beliau, ide-ide beliau, pikiran-pikirannya. Terlebih selama 10 tahun, beliau kan menjabat sebagai Presiden. Sekarang, waktu beliau bisa 80 persen untuk Demokrat, dan ini bisa kami manfaatkan betul," lanjut Pohan.

Namun, Pohan membantah, jika ketergantungan Partai Demokrat bakal menghalangi adanya regenerasi di kader Partai Demokrat. Menurutnya, kehadiran-kehadiran kader muda, seperti Muhamad Ridho Ficardo yang tampil sebagai gubernur termuda usai terpilih sebagai Gubernur Lampung, merupakan tanda-tanda regenerasi dari kaderisasi yang terus berjalan di dalam Partai Demokrat. Belum lagi dengan sejumlah nama lain.

Selain itu, terkait kemungkinan terjadinya aklamasi dalam pemilihan Ketua Umum Demokrat pada Kongres ke-III nanti, Pohan lebih memilih menyerahkannya secara alamiah ke para peserta kongres. Pilihan dari para peserta, kata dia, harus berjalan tanpa ada paksaan dan tekanan.

"Bisa jadi DPC dan DPW akan kembali meminta Pak SBY untuk kembali memimpin selama lima tahun mendatang," kata Pohan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement