REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Kepala Polri Komjen Pol Badrodin Haiti mengemukakan latihan perang TNI sejak 1 April 2015 di Kabupaten Poso mempermudah Polri mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso dan Daeng Koro. Badrodin Haiti kepada wartawan di Palu, Sabtu (4/4) malam mengatakan, latihan perang yang melibatkan 3.000-an anggota TNI tersebut membuat kelompok teroris yang dipimpin Santoso dan Daeng Koro menghindar ke tempat yang lebih aman.
Latihan perang TNI tersebut dilakukan di sekitar Gunung Biru, Kabupaten Poso, yang dikenal sebagai lokasi persembunyian kelompok sipil brrsenjata. Saat latihan perang, TNI meluncurkan beberapa roket ke arah Gunung Biru.
Badrodin mengaku Polri sudah mengantisipasi menyingkirnya kelompok teroris. Hal itu dilakukan dengan melakukan penyekatan di beberapa lokasi di Kabupaten Poso dan wilayah perbatasan.
"Ini terbukti berhasil, dan telah menangkap dua terduga teroris," kata mantan Kepala Polda Sulawesi Tengah ini.
Dia juga berterima kasih kepada TNI selama menggelar latihan perang di Kabupaten Poso sehingga tugas Polri lebih ringan. Dia mengatakan, Polri dan TNI terus berkoordinasi saat menumpas gerakan radikal di Kabupaten Poso dan sekitarnya.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan latihan perang TNI itu adalah kegiatan rutin tahunan yang lokasinya bisa di mana saja. "Latihan ini tidak untuk menangkap kelompok teroris, tapi kalau ketemu mereka, ya, diminta menyerah atau ditembak," katanya saat berkunjung ke Palu.