REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengantisipasi aksi balas dendam dari simpatisan dan kelompok teroris. Ini menyusul tewasnya dua terduga teroris dalam dua hari belakangan ini.
"Kita meningkatkan pengamanan di tempat-tempat tertentu dan meminta masyarakat lebih berwaspada," kata Badrodin Haiti di Palu, Sabtu (4/4) malam.
Saat ini Polri masih menggelar Operasi Camar Maleo dengan pasukan sekitar 1.000 orang yang bertugas menangkap kelompok teroris dan memutus jaringannya. Selama operasi sejak 26 Januari 2015, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa senjata, bahan peledak, peluru, dan beberapa peralatan elektronik.
Wakapolri juga mempertimbangkan akan memperpanjang Operasi Maleo mengingat kelompok teroris kian terdesak. Pada Januari 2015, polisi menangkap enam orang yang merupakan jaringan kelompok teroris di Kabupaten Poso. Akibat penangkapan itu, kawanan teroris yang selama ini bersembunyi di hutan membunuh tiga warga sipil yang kebetulan beragama Kristen.
Berdasarkan keterangan saksi, aksi pembunuhan tersebut didasari dendam atas tertangkapnya enam orang sebelumnya. "Kita antispasi itu dengan meminta masyarakat lebih waspada," kata Badrodin.
Saat ini polisi terus mengejar kawanan teroris yang diduga masih berada di perbukitan di Kabupaten Parigi Moutong. Selama 2014, Polri telah menangkap 24 terduga teroris di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan pada 2015, tertangkap 12 orang, dua di antaranya meninggal dunia.