Ahad 05 Apr 2015 17:43 WIB

Militan Al-Shabab Ancam akan Kembali Lakukan Pembantaian di Kenya

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi Kenya berjaga di depan Universitas Garissa, Sabtu (4/4)
Foto: reuters
Polisi Kenya berjaga di depan Universitas Garissa, Sabtu (4/4)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI-- Kelompok militan Al-Shabab mengancam pada Sabtu (4/4), mereka akan melakukan serangan kembali seperti serangan di Universitas Garissa yang menewsakan 148 orang. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menanggapi ancaman tersebut dengan bersumpah untuk menindak keras militan.

"Kota-kota di Kenya akan menjadi merah dengan darah," kata al-Shabab seperti dikutip kelompok intelijen SITE.

Para militan mengatakan, serangan yang dilakukan di Universitas Garissa merupakan pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan pasukan Kenya di Somalia. Seperti diketahui Kenya mengirimkan pasukannya ke Somalia, untuk membantu negara tersebut memerangi militan Al-Shabab.

Setelah ancaman yang dikeluarkan ekstremis tersebut, Presiden Kenyatta bersumpah akan menindak keras militan. Dalam pidatonya yang disiarkan nasional, ia mengatakan pemerintahannya akan merespon keras serangan di Garissa.

"Kami akan memerangi terorisme sampai akhir. Saya menjamin pemerintahan saya akan merespon dengan cara yang sekeras mungkin," katanya.

Kenyatta mengatakan, pasukan keamanan negaranya sedang mengejar pelaku lain dari penyerangan Universitas Garissa. Ia berjanji akan membawa semua tersangka ke pengadilan. Kenyatta bahkan menjanjikan hadiah bagi siapa saja yang berhasil menangkap pelaku lain.

Pidato Kenyatta disampaikan menanggapi aksi 15 jam pengepungan di kampus Universitas Garissa pada Kamis (2/4). Pejabat Kenya mengatakan, lima orang telah ditangkap karena dicurigai terlibat dalam serangan Garissa. Empat tersangka diketahui warha Kenya asal Somalia, sementara tersangka kelima warga Tanzania.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Kenya Mwenda Njoka mengatakan di akun Twitternya, badan keamanan Kenya telah menangkap tiga orang yang mencoba menyeberang ke Somalia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement