REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Ketua Dewan Masjid Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DMI DIY), Prof Muhammad mengatakan ada tiga permasalahan yang dihadapi masjid-masjid besar.
Toilet yang masih sangat memprihatinkan, lingkungan yang tidak terurus dan minimnya jamaah pada saat jamaah salat fardhu.
Muhammad mengemukakan hal itu pada Musyawarah Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kulonprogo di Wates, Sabtu (4/4).
Terpilih sebagai Ketua DMI Kulonprogo H Jumanto, Wakil Ketua I H Damanhuri, Wakil Ketua II Sya'ban Hani, Sekretaris Mudopadi Purwohandoko, Wakil Sekretaris I H Hardiyanto, Wakil Sekretaris II Basuki, Bendahara Dwi Antar Wibawa.
Lebih lanjut Muhammad mengatakan kondisi masjid seperti itu menunjukkan jika pengelolaan masjid belum maksimal.
Karena itu, Muhammad mengharapkan agar para takmir masjid bisa berkonsentrasi untuk memperhatikan kebersihan toilet, lingkungan, dan meningkatkan jumlah jamaah.
"Kondisi masjid-masjid besar banyak, tapi sepi jamaah. Selain itu kadangkala toilet masjid tidak lebih bersih dari toilet rumah kita. Padahal Islam cinta kepada keindahan dan kebersihan. Kondisi ini sepertinya masjid masih dikelola apa adanya, belum dengan sepenuh hati,” kata Muhammad.
Selain itu, kata dia, hal yang tidak kalah penting dalam masjid adalah akustiknya. Pengeras suara menjadi sarana penting bagi kenyamanan jamaah ketika berada di dalam masjid. Terutama ketika mendengarkan khutbah atau ceramah dari para ustad dan ustadah.
Jika pengeras suaranya tidak bagus, suara di dalam masjid yang besar tidak bisa didengar dengan baik. Akibatnya, pesan yang disampaikan para dai tidak dapat dicerna dengan baik.
"Kami siap melakukan pembenahan terhadap akustik. Silakan masjid yang punya problem dengan sound system dapat menghubungi kami," jelassnya menerangkan.