Selasa 07 Apr 2015 06:00 WIB

BI: Pertumbuhan Uang Beredar Februari Meningkat

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.
Foto: epublika/Yasin Habibi
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat peningkatan pertumbuhan likuiditas perekonomian yang ditandai uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2015. Posisi M2 tercatat sebesar Rp 4.230,4 triliun, atau tumbuh 16,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari 2015 yang sebesar 14,3 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari komponen M1 dan Uang Kuasi.

“Pertumbuhan M1 (Uang Kartal dan Giro Rupiah) tercatat sebesar 11,2 persen (yoy), naik dari 8,9 persen (yoy) pada Januari 2015,” jelas Tirta dalam siaran pers, Senin (6/4).

Sementara itu, Uang Kuasi yakni Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan baik dalam rupiah maupun valas serta simpanan giro valuta asing juga tercatat tumbuh meningkat. Uang Kuasi meningkat dari 16,0 persen (yoy) pada Januari 2015 menjadi 17,6 persen (yoy) pada Februari 2015. “Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya simpanan masyarakat terutama dalam bentuk deposito di bank,” imbuhnya.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh kenaikan pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan dan ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat. Pada Februari 2015, total kredit perbankan tercatat sebesar Rp 3.699,5 triliun, atau tumbuh 12,0 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari 2015 yang tercatat sebesar 11,4 persen (yoy). Sementara itu, operasi keuangan Pemerintah Pusat mengalami ekspansi dari 5,1 persen (yoy) menjadi 20,1 persen (yoy).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement