REPUBLIKA.CO.ID, PADANG-- Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan sedikitnya 700 WNI dari Yaman yang kini dilanda peperangan. Satu dari sekian banyak WNI yang masih berada di Yaman menuturkan banyak kendala dalam proses evakuasi WNI.
Salah satu pelajar Al Baihani Republik Yaman asal Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Asyam Hafizh (21 tahun) menuturkan kendala untuk sampai ketanah air adalah evakuasi yang dilakukan pemerintah tidak secara merata.
"Kapal evakuasi telah sampai di pelabuhan, namun kami tidak dapat berjalan ke pelabuhan, di karenakan situasi di perjalanan yang tidak aman, disebabkan masih banyak yang dikuasai para pemberontak," tulis mahasiswa semester empat dalam pesan pribadi melalui jejaring sosial, Selasa (7/4).
Mahasiswa yang menuntut ilmu di Fakultas Dirasat Islamiyah, Jurusan Dirasat Islamiyah ini mengaku kondisinya sangat baik. Asyam yang tinggal di asrama Arbithah Attarbiyyah Al Islamiyyah Wamarookizuhaa Atta'limiyyah mengatakan, butuh waktu 20 menit untuk sampai ke pelabuhan.
Di asrama tersebut ada sekitar 150 mahasiswa asal Indonesia, 25 di antaranya adalah orang Sumbar. "Yang berada di Yaman saya kurang tau, namun yang berdomisi di Aden lebih kurang 130-an, mahasiswa 89, yang dari Sumatra Barat 25 orang. Yang sudah dipulangkan belum ada, yang masih tinggal juga masih 130," kata dia.
Dikatakannya, saat ini kondisi di sekitar wilayahnya lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja, masih sering terdengar ledakan dan bunyi senjata. Puncaknya, ujar dia, pada Kamis (2/4) lalu, beberapa rumah di sekitar asrmanya terbakar. "Belum ada yang ke pasar dan tempat yang dikuasai pemberontak lainnya," lanjur Asyam.
Ia berharap, aparat keamanan dari Indonesia dapat segera mengevakuasi para mahasiswa dan WNI lainnya. "Dari Indonesia bisa mengrim beberapa TNI untuk menjemput dan mengantar kami ke pelabuhan, agar aman di perjalanan," ungkap dia.