REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekretaris Nahdatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Barat, Lalu Winengan mengkritik tindakan pemerintah yang memblokir situs-situs Islam. Pasalnya, tidak semua situs yang diblokir merupakan situs yang menyebarkan paham radikalisme.
"Menteri komunikasi memblokir situs bernafaskan Islam itu tidak bagus. Dimana, seharusnya mereka melakukan perbaikan," ujarnya kepada wartawan di Komplek Gubernur, Kota Mataram, Selasa (7/4).
Menurutnya, upaya yang dilakukan pemerintah secara terbuka memblokir situs Islam patut diduga memiliki kepentingan. Seharusnya, jika akan melakukan tindakan pencegahan tidak harus diumumkan.
Ia menuturkan, dirinya pun mengapresiasi dengan tokoh-tokoh Islam yang keluar dari tim panel dengan tugas memblokir situs-situs penyebar paham radikal. "Tokoh Islam mundur, itu protes terhadap sikap pemerintah," ungkapnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum PP Muhammadiya, Din Syamsuddin menyatakan mengundurkan diri dari tim panel yang dibentuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara telah mengajak secara lisan Din untuk turut menjadi anggota tim panel tersebut.
Tim ini dibentuk sebagai respons kementerian tersebut akan polemik pemblokiran 19 situs media Islam oleh Kemenkominfo atas usulan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Situs-situs tersebut diklaim BNPT sebagai bermuatan penyebaran radikalisme.