REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Syuhada Bahri, mengimbau pemerintah berhenti menyakiti umat Islam. Pernyataan ini disampaikan Syuhada sehubungan diblokirnya beberapa situs Islam yang selama ini menjadi media untuk mengakses dakwah-dakwah Islam.
"Hentikan menyakiti umat islam. Saya tidak mau pemerintah melanjutkan dua orde (Orde Baru dan Orde Lama) yang merepresif terhadap umat Islam," kata Syuhada di Masjid Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (7/4).
Syuhada menambahkan, dengan melakukan pemblokiran terhadap situs-situs Islam, pemerintah dicurigai ingin memperlambat pengembangan dakwah di Indonesia. Kata dia, sebab, di era kemajuan teknologi dan komunikasi sekarang ini, situs-situs dan website sudah menjadi alat untuk memudahkan penyampaian dakwah.
Bila pemerintah melakukan pembiaran atas kebijakan yang menyakiti umat Islam ini, Syuhada mengingatkan bahwwa Allah SWT justru akan membalas dengan hal yang lebih besar. Ia mencontohkan Orde Lama dan Orde Baru yang pernah melakukan tindakan kriminal terhadap Islam, justru dihadapkan Allah SWT dengan kehancuran.
"Pemerintah, boleh sakiti umat Islam, tapi siapapun tidak mampu hadapi siapa yang turunkan Islam itu sendiri (Allah SWT)," ujar Syuhada.
Syuhada meminta agar pemerintah kembali meninjau ulang situs-situs yang telah diblokir. Bagi situs-situs yang tidak terbukti berisi konten radikal seperti yang dimaksudkan, pemerintah, kata dia, jangan segan-segan untuk minta maaf kepada umat Islam.
"BNPT atau Kemenkominfo tidak akan kehilangan muka dengan minta maaf, cabut pemblokiran itu," ujar Syuhada.