REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun ini akan membagikan 2 juta benih kopi khas Jabar, java preanger coffe. Hal tersebut dilakukan lantaran harga jual kopi tersebut meningkat di dunia.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, potensi kopi di Jabar sangat bagus lantaran wilayah geografisnya sangat mendukung untuk menghasilkan kopi terbaik di dunia.
"Kira-kira seluas 500 ribu hingga 600 ribu hektare di Jabar masuk kategori indikasi geografi yang cocok untuk kopi. Karena lokasinya 800 meter di atas permukaan laut," ujar Heryawan kepada wartawan di Gedung Sate, Selasa (7/3).
Heryawan mengatakan, lahan kopi di Jabar masih di bawah 100 ribu hektare. Dia berjanji akan terus mendorong masyarakat untuk terus membudidayakan kopi. Salah satu caranya adalah membagikan bibit kopi secara gratis.
"Tahun lalu (2014) kita bagikan sejuta bibit kopi. Tahun ini akan dibagikan dua juta pohon. Mudah-mudahan tahun depan kita mampu mengelola lima juta pohon karena anggaran kita ada," katanya.
Pembagian bibit gratis itu, kata dia, dilakukan untuk mengembangkan java preanger coffee lebih cepat. Dengan begitu, permintaan ekspor kopi dari luar negeri bisa terpenuhi. "Kami ingin lebih cepat mengembangkan java preanger coffee. Berbagai tempat masuk dalam kategori kopi tersebut tapi para petani keterbatasan bibit," katanya.
Heryawan menilai, antusiasme masyarakat akan menanam kopi saat ini semakin tinggi. Kopi Jabar terbilang sangat menguntungkan karena setiap tahun harganya selalu naik. Bahkan, harganya naik sampai 400 persen. Seperti biji kopi yang masih biru, dulu harganya Rp 30 ribu per kilo sekarang diangka 100 sampai 200 ribu perkilonya.
Sebagian kopi tersebut, kata dia, sudah dieskpor ke luar negeri. Dia juga meminta para pegiat kopi bisa membuat pembudayaan tanam kopi, memelihara hingga mengkonsumsi kopi. "Khasiat kopi sangat bagus bisa menyehatkan tubuh karena mengandung anti oksidan dan melembutkan kulit," katanya.
