Rabu 08 Apr 2015 04:15 WIB

Dubes Denmark Minta Saran PBNU Atasi Radikalisme

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (tengah).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia Casper Klynge berkunjung ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Selasa, untuk bersilaturrahim sekaligus meminta saran mengenai upaya mengatasi radikalisme warga Muslim di negaranya.

Menurut Dubes Klynge, sejauh ini sudah ada sekitar 125 orang warga negara Denmark yang bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Sebagian besar adalah warga negara keturunan Palestina," kata Dubes Klynge kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Ia mengungkapkan bahwa bergabungnya sejumlah warga negara Denmark dengan ISIS menjadi keprihatinan tersendiri dan mendapatkan perhatian serius pemerintahannya untuk diatasi. "Mereka memang warga negara keturunan, tapi lahir, besar, dan menempuh pendidikan di Denmark. Itu menimbulkan keprihatinan pada kami," katanya.

Dubes Klynge menilai NU mampu menjadi tameng bagi Indonesia dalam menghadapi merebaknya gerakan radikal, sehingga pihaknya meminta masukan untuk diterapkan di negaranya. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengakui bahwa di Indonesia pun ada radikalisme, terutama sejak tahun 1980-an ketika paham Wahabi mulai masuk ke Tanah Air.

"Itu perlu diamati, dan di Indonesia ada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) yang melakukannya," kata kiai lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu.

Terkait upaya penanganan radikalisme, Said Aqil menyarankan Denmark mengedepankan langkah deradikalisasi, yaitu mengajak warga Muslim di negara itu kembali ke ajaran Islam yang mengedepankan sikap moderat.

"NU memiliki cabang di luar negeri, di beberapa negara di Eropa juga ada, seperti Jerman dan Belanda. Mereka juga aktif membantu negara setempat mengatasi radikalisme yang ada," katanya.

Sebelum menerima Duta Besar Denmark, Ketua Umum PBNU juga kedatangan pimpinan Grande Mosquee de Lyon, Prancis Kamel Kabtane yang bersilaturrahim untuk bertukar pikiran mengenai Islam yang ramah ala Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement