Rabu 08 Apr 2015 11:49 WIB

Polisi Karolina Selatan Didakwa Bunuh Lelaki Kulit Hitam

Walter Scott sesaat setelah polisi Michael Slager melepaskan tembakan dan diborgol tangannya
Foto: new york times
Walter Scott sesaat setelah polisi Michael Slager melepaskan tembakan dan diborgol tangannya

REPUBLIKA.CO.ID, CHARLESTON -- Seorang polisi kulit putih di Karolina Selatan didakwa dengan pembunuhan, Selasa (7/4). Dalam rekaman video menunjukkan ia menembak delapan kali dengan sasaran punggung seorang lelaki kulit hitam berumur 50 tahun yang melarikan diri.

Wali Kota Charleston Utara Keith Summey mengatakan para penyelidik memutuskan mendakwa Michael Slager (33 tahun) atas pembunuhan Walter Scott setelah mereka melihat relaman video insiden tersebut.

FBI dan Kementerian Kehakiman AS mulai melakukan penyelidikan secara terpisah.

"Kalau salah, tetaplah salah. Jika Anda membuat keputusan salah, saya tidak peduli apakah anda berada dibalik perlindungan atau hanya seorang warga biasa. Anda harus tanggung keputusan itu," kata Summey.

Insiden tersebut berawal saat Scott diminta  berhenti karena lampu remnya pecah. Sebuah video kejadian tersebut yang dimuat oleh harian New York Times menunjukkan terjadi perkelahian sebentar dengan Slager sebelum Scott lari.

Video yang diduga direkam oleh seorang warga di sekitar lokasi menunjukkan petugas tersebut melepaskan delapan tembakan ke arah Scott saat ia melarikan diri. Scott kemudian jatuh terjerembab ke rumput.

Menurut laporan polisi, Slager yang bergabung dengan kepolisian pada 2009 mengatakan kepada petugas lain Scott telah mengambil senjata penyetrumnya. Namun, dalam video tersebut, Scott tampak tidak memegang senjata saat ia lari dari Slager.

Ketika korban tergeletak tengkurap di tanah, Slager mendekati serta memborgol tangannya. Ia kemudian mundur kembali ke lokasi ia menembak, sebelum kembali ke Scott dan tampak menjatuhkan sesuatu ke tanah di samping korban.

Kuasa hukum keluarga Scott, Chris Stewart tidak memberikan komentarnya.

Insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan terkait penggunaan kekerasan mematikan oleh polisi AS, terutama polisi berkulit putih saat menghadapi warga kulit hitam.

Laman-laman media sosial seperti Twitter bereaksi ramai. Sebagian besar berkomentar tanpa video itu, tidak akan ada aksi yang dilakukan terhadap petugas polisi bersangkutan.

"Saya jamin jika tidak ada video itu, bukti akan secara otomatis sama dengan versi polisi," kata seorang pengguna Twitter dalam cuitannya.

Pengguna lain mengatakan: "Bayangkan berapa kali dalam sejarah mereka lolos dari tuduhan pembunuhan karena tidak ada kamera."

Charleston Utara dihuni sekitar 100 ribu penduduk. Hampir separuhnya adalah warga kulit hitam, menurut data sensus AS 2010. Kawasan ini jauh lebih beragam dibandingkan Karolina Selatan secara keseluruhan dimana warga kulit hitam hanya 28 persen dari populasi pada 2010.

Pengusutan federal akan dilakukan oleh Kementerian Kehakiman AS Divisi Hak Asasi Manusia dan Kantor Kejaksaan Karolina Selatan AS, bersama dengan FBI.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement