Rabu 08 Apr 2015 15:57 WIB

Video Sekda Ajak Rampok APBD Banten, Kecewakan Masyarakat

Rep: C81/ Red: Erik Purnama Putra
Sekda Provinsi Banten Kurdi Matin (kiri).
Foto: Antara
Sekda Provinsi Banten Kurdi Matin (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID,  SERANG -- Tersebarnya video Sekretaris Daerah Banten yang berjudul “SEKDA MENGAJAK MASYARAKAT BANTEN MERAMPOK APBD” membuat kecewa masyrakat Banten. Hal tersebut diungkapkan Sukatma Efendi aktivis Mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

“Kalau memang benar itu video kurdi matin, masyarkat sudah dikecewakan dengan statemen beliau. Dikarenakan kondisi Banten masih harus banyak perbaikan dan sehaarusnya good and clean governance itu dilaksanakan seadil-adilnya,” kata Sukatma, Rabu (8/4).

Dia juga mengharapkan kasus video yang telah ditonton hamipr 5 ribu orang tersbeut harus diusut tuntas agar tidak menimbulkan kecurigaan di tengah masyrakat. “Ini harus diusut tuntas, karena sebelumnya kurdi matin telah mengecewakan masyarakat Banten dengan diberikannya rumah dinas dengan anggaran yang selangit,” ujarnya.

Video yang direkam dengan menggunakan telepon genggam tersebut berdurasi 45 detik, yang mengambarkan sekda Banten tengah mengbrol dengan sejumlah orang dalam sebuah kantor. Video yang diunggah oleh akun bernama Nur Aini pada tanggal 5 april 2015 diambil gambar pun diambil dengan cara sembunyi-sembunyi.

Pada video tersebut, Kurdi mengatakan bahwa jika warga Banten merampok APBD Banten pun sah saja. “Karena dimanfaatkan oleh warga banten sendiri, begitulah kalau kasarnya mah,” ungkapnya dalam video tersebut.

Sementara, saat dikonfirmasi langsung via telepon, Kurdi mengatakan tidak pernah berbicara seperti itu, karenanya dia telah menggunakan tim teknologi informasi (IT) Pemprov Banten untuk memeriksa terkait keaslian konten tersebut.

“Saya sama tim IT sedang meneliti terlebih dahulu terkait konten dan judulnya, karena saya sendiri tidak pernah merasa berbicara seperti itu,” kata Kurdi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement