REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dunia penerbangan Indonesia kembali disorot. Seorang pemuda berhasil menyusup ke dalam ruang belakang roda belakang pesawat Garuda Indonesia tujuan Pekanbaru-Jakarta tanpa ketahuan. Pemuda bernama Mario Steven Ambarita ini baru ketahuan saat pesawat berhasil mendarat di Bandara Soekarno Hatta dan diamankan dalam keadaan lemah.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo Kementerian Perhubungan akhirnya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Suprasetyo mengungkapkan, pada Selasa (7/4) kemarin, pada pukul 16.57 WIB, dirinya mendapat pesan singkat yang mengatakan bahwa ada seseorang yang ditemukan keluar dari ruang roda belakang pesawat dengan nomor penerbangan GA 177 jurusan Pekanbaru-Jakarta.
"Orang itu sudah turun di apron Bandara Soetta. Kondisi lemah, terhuyung-huyung. Karena keluar dari roda langsung diamankan," jelasnya kepada awak media, Rabu (8/4).
Setelah diinterogasi oleh Otoritas Bandara, Mario mengaku berusia 21 tahun, lahir pada 30 Agustus 1993, dengan tinggi tubuh 165 cm. Suprasetyo melanjutkan, Mario mengaku memang memiliki keinginan menyusup ke dalam pesawat sejak lama.
"Dia (Mario) sudah pelajari lebih dari 1 tahun, dia sudah sering pelajari situasi bandara. Pada 19 maret pernah coba menyusup ke Bandara Kualanamu tapi tak bisa masuk karena pengamanannya sangat ketat," ujar Suprasetyo.
Gagal di Kualanamu, Mario mempelajari kondisi Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru untuk masuk ke sisi utara. Mario mengaku sudah mempelajari penerbangan apa saja yang menuju Jakarta. "Targetnya menyusup pesawat Garuda, Batik, Citilink. Garuda yang diutamakan karena Garuda yang terbaik," lanjut Suprasetyo.
Baru kemudian pada tanggal 7 April 2015 Mario bangun pagi pukul 07.00 WIB. Pukul 10.00 dirinya menuju Bandara SSK II dan berhasil masuk ke sisi utara pada pukul 10.30 WIB.
Mario juga sudah deteksi nomor penerbangan, dan waktu keberangkatan Garuda. Dia lantas melompat pagar dari atau dekat dengan kargo. "300 m dari bandara kargo. Ujung runaway 18 dia lihat pesawat, saat masuk pesawat dia kena jetblus sampai terpental. Nunggu sejajar runaway, naik lagi, masuk ke roda main landing gear," ujar Suprasetyo.
Di dalam rongga di ruang roda belakang pesawat diketahui ada satu celah yang cukup bagi tubuh Mario untuk duduk selama "perjalanan" dari Pekanbaru menuju Jakarta.
"Mario mengaku tinggal di jalan Ki Hajar, Bagan Batu, Sinemba, Rokan Hilir, Riau. Dia hanya bawa dompet tanpa isi. Mudah mudahan ini yang terakhir, proses ujian keselamatan dan keamanan penerbangan diuji. Mudahan ini kasus terakhir," ujar Suprasetyo.
Sebelumnya, Bandara Soekarno-Hatta dikejutkan dengan turunnya seorang penumpang, Mario Steven Ambarita (21) dari roda belakang sebelah kanan pesawat Garuda GA 177. Mario diketahui menyusup, dan naik tanpa tiket.