REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Orang tua Mario Steve Ambarita (21), Tiar Sitanggang (48), mengatakan anaknya dikenal baik dan aktif dalam kegiatan keagamaan di Gereja di Desa Bagan Batu, Kecamatan Rokan Hilir-Riau.
Sehingga ia tidak menyangka Mario berani melakukan aksi nekad menyusup pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta.
"Dia itu selalu ikut kebaktian di gereja, kemudian teman-temannya juga banyak. Di rumah dan di lingkungan sekitar semuanya mengenal Mario anak yang baik," kata Tiar, Rabu (8/4).
Selain itu, ia juga mengatakan anaknya bergaul dengan semua kalangan, dan sangat rajin membantu orang tua.
Hal senada juga disampaikan oleh teman sebaya Mario, Edo (27) yang mengatakan temannya yang berhasil menyusup pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru ke Jakarta itu aktif mengikuti organisasi pemuda di desanya.
Selain itu, Edo juga mengatakan temannya selalu ikut bermain beragam olahraga, seperti bola sepak dan badminton.
"Intinya dia orang yang aktif di desa kami," kata Edo.
Edo sendiri mengaku terkejut saat mendengar bahwa Mario nekad untuk naik roda pesawat Garuda di Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru untuk ke Jakarta.
"Saya mengetahui kabar itu dari Tv, dan hampir tidak percaya Mario melakukan aksi senekad itu," ujarnya.
Aksi nekat Mario Steven Ambarita menghebohkan publik pada Selasa lalu (7/4), setelah pria berusia 21 tahun itu membobol keamanan ketat Bandara SSK II Pekanbaru untuk masuk ke ruang roda belakang pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta.
Pria asal Jalan Kihajar Dewantara Desa Bagan Batu Kecamatan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu menjadi penumpang gelap dan sempat terbang lebih dari satu jam hingga pesawat mendarat lagi di Bandara Soekarno-Hatta.