REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tiar Sitanggang (48), ibu kandung dari Mario Steven Ambarita (21) pelaku penyusup pesawat Garuda Indonesia penerbangan Pekanbaru tujuan Jakarta berharap anaknya tidak dipidana.
"Kami ini hanya petani, tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain berharap keringanan agar anak kami tidak di penjara," kata Tiar ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Rabu (8/4).
Atas aksi yang dilakukan Mario, ia mengaku bahwa aksi tersebut adalah salah, namun ia sangat berharap keringanan dari Kepolisian agar tidak memidanakan anak pertamanya itu.
Ia mengatakan sangat ingin bertemu anaknya yang saat ini sedang dalam proses pemeriksaan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, namun atas alasan biaya ia hanya bisa berdoa.
Hingga kini, Tiar mengaku belum dihubungi oleh otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru atau pihak terkait dengan apa yang telah dilakukan anaknya tersebut. "Saya belum dihubungi oleh orang bandara Pak," ujarnya.
Lebih lanjut, Tiar mengatakan bahwa anaknya dikenal sebagai anak yang baik dan aktif di lingkungan sekitar rumahnya, hingga ia sangat terkejut dengan aksi nekat tersebut.
Mario yang merupakan warga asal Rokan Hilir, Riau, ditemukan petugas bandara saat pesawat parkir di Bandara Soetta, Banten, Mario berjalan terhuyung-huyung. Kondisi fisiknya sangat lemah. Petugas langsung membawanya ke klinik kesehatan terminal 2 Bandara. Dia juga sempat ditahan sementara di Polres Bandara untuk pemeriksaan.
Aksi nekat Mario Steven Ambarita menghebohkan publik pada Selasa lalu (7/4), setelah pria berusia 21 tahun itu membobol keamanan ketat Bandara SSK II Pekanbaru untuk masuk ke ruang roda belakang pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta.
Pria asal Jalan Kihajar Dewantara Desa Bagan Batu Kecamatan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu menjadi penumpang gelap dan sempat terbang lebih dari satu jam hingga pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.