Rabu 08 Apr 2015 21:09 WIB

Terlempar dari Roda Pesawat, Pria Pakistan Jatuh di London

Rep: C05/ Red: Ilham
British Airways
Foto: BOEING.COM
British Airways

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi nekat Mario Steven Ambarita (21), yang terbang dengan bersembunyi di roda pesawat bukan satu-satunya kejadian yang pernah terjadi di Indonesia. Aksi nekat ini tidak saja terjadi di Indonesia, bahkan di negara-negara lainnya.

Tercatat sebelum Mario melakukan tindak konyol tersebut, sudah ada nama-nama seperti Tarsono, Manto Manurung, dan Siswandi Nurdin Simatupang. Dan beruntungnya, meski mengalami luka-luka mereka masih bernyawa saat pesawat mendarat. 

Sementara, sejumlah aksi yang sama di luar negeri menewaskan pelakunya dengan kondisi tercabik-cabik. Salah satunya pria pengangguran Pakistan, Muhammad Ayaz (21) yang jatuh dari roda pesawat pada Juni 2001, silam.

Ayaz jatuh dari pesawat British Airways Rute Bahrain-Inggris. Pria pengangguran ini nekat masuk ke dalam roda pesawat demi mengadu nasibnya di Inggris.

Tubuh pria ini ditemukan jatuh di daerah area parkir superstore di Richmond, London Barat. Saat mayatnya ditemukan, kepalanya pecah dan tubuhnya hancur. 

Berdasarkan info yang dihimpun dari polisi Inggris, Muhammad Ayaz diketahui berasal dari Pakistan. Kampung halamannya berada di daerah Desa Dadarah, dekat Sungai Swat, Pakistan Utara. Desa itu tergolong desa yang miskin dan kurang akses pendidikan. Ayaz merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Tujuh bulan sebelum peristiwa itu, Ayaz diketahui sempat mengadu nasib dengan bekerja sebagai buruh di Dubai, Uni Emirat Arab. Awalnya, dia dijanjikan gaji sebesar 400 dirham sebulan. Namun, sesampainya di sana dia hanya digaji sebesar 100 Dirham. Inilah yang mendasari dirinya untuk nekat pergi ke Inggris mencari penghidupan yang lebih layak.

Sebelumnya, saat berumur 16 tahun, dia pernah menjadi pemain kriket  dan juga pesepakbola. Di umur yang sama juga sempat bekerja di bidang  pertanian gandum, barley, jagung dan bawang. 

"Dia selalu berbicara tentang pergi untuk bekerja di Amerika atau Inggris. Tapi, mereka tidak memberikan visa kepada orang-orang miskin seperti kami," kata saudaranya, Gul Bihar (26). 

sumber : Guardian.Com
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement